Belu Terkini
Pameran Museum Keliling di Atambua, Hadirkan 218 Koleksi Budaya dan Ratusan UMKM
Pameran yang berlangsung 27-30 Agustus 2025 di Aula Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belu ini menampilkan 218
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT, Aplinuksi Meximus A. Asamani, menyebut penyelenggaraan Pameran Museum Keliling 2025 di Kabupaten Belu bukan sekadar menampilkan benda-benda peninggalan leluhur, tetapi juga menjadi upaya serius untuk melestarikan warisan budaya bangsa.
“Tema tahun ini, Menapaki Jejak Leluhur di Tanah Perbatasan untuk Melestarikan Warisan Budaya Belu, menggambarkan bahwa museum berkomitmen menyelamatkan, melestarikan, dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya,” ujarnya dalam acara pembukaan, Rabu (27/8/2025) malam.
Ia menjelaskan, museum memiliki posisi strategis sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Pasal 18 ayat 2 menyebutkan museum berfungsi melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan benda, bangunan, maupun struktur yang bernilai sejarah.
“Sejak berdiri, Museum NTT telah banyak mengumpulkan benda budaya peninggalan leluhur yang menjadi bukti sejarah kejayaan bangsa di masa lalu. Melalui pameran ini, museum berkomunikasi dengan masyarakat agar warisan tersebut tidak sekadar disimpan, tetapi juga dipahami, dipelajari, dan dimanfaatkan untuk menumbuhkan kebanggaan budaya,” jelasnya.
Pameran yang berlangsung 27-30 Agustus 2025 di Aula Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belu ini menampilkan 218 koleksi budaya, di mana 60 persen di antaranya berasal dari Belu dan sisanya dari kabupaten lain di NTT.
Selain itu, sebanyak 102 pelaku UMKM turut serta, menghadirkan produk tenun ikat, kerajinan, hingga kuliner khas daerah.
Menurutnya, tujuan utama pameran ini adalah penyebarluasan informasi budaya, menegaskan peran museum sebagai lembaga pelestarian, serta menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan leluhur.
Baca juga: Menapak Jejak Leluhur, Museum Keliling Hidupkan Budaya di Perbatasan RI-RDTL
“Kami ingin museum dipandang bukan hanya sebagai tempat menyimpan benda kuno, tetapi juga ruang belajar, pusat studi budaya, sekaligus tempat rekreasi yang mendidik,” katanya.
Setiap malam selama pameran, pengunjung juga akan disuguhi pertunjukan seni budaya khas Belu yang melibatkan 25 sanggar . Acara ini juga terbuka untuk umum, mulai dari pelajar, mahasiswa, peneliti, wisatawan, hingga masyarakat luas.
Ia berharap kehadiran pameran ini dapat menggugah kesadaran semua pihak untuk menjaga warisan budaya di perbatasan.
“Warisan leluhur bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan perisai kebangsaan yang harus dijaga bersama,” pungkasnya. (gus)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Menapak Jejak Leluhur, Museum Keliling Hidupkan Budaya di Perbatasan RI-RDTL |
![]() |
---|
Pedagang Pasar Baru Atambua Tolak Kenaikan Tarif Ruko Rp 125 Ribu per Meter Persegi |
![]() |
---|
Merantau ke Belu, Pria Asal Jawa Timur Ditemukan Meninggal di Kamar Kos |
![]() |
---|
RRI Atambua Gelar Kita Indonesia untuk Merajut Keberagaman di Perbatasan RI-RDTL |
![]() |
---|
Diduga Cemburu, Seorang Suami di Belu Tega Membunuh Istrinya Hingga Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.