Kelangkaan Solar

Kelangkaan Solar di NTT Dipicu Kuota Berkurang, Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Aman

Selain di Kota Kupang, kelangkaan solar terjadi juga di SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Maumere, Kabupaten Sikka.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
ANTREAN - Suasana antrean kendaraan di SPBU El Tari Kota Kupang, Senin (17/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Kuota solar berkurang
  • Antrean kendaraan mengular
  • Pertamina pastikan stok aman

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar dan Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (17/11/2025).

Selain di Kota Kupang, kelangkaan solar terjadi juga di SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Maumere, Kabupaten Sikka.

Pada Senin siang, terjadi antrean kendaraan di SPBU El Tari Kota Kupang. Sejak pagi, puluhan truk dan mobil pribadi mengantre.

Antrean kendaraan yang mengular menutup sebagian badan jalan sehingga berdampak kemacetan lalu lintas.

Salah satu sopir truk, Eli Nubatonis mengaku telah mengantre sejak pukul 13.00 siang. 

Ia mengatakan keterlambatan suplai dan banyaknya kendaraan yang masuk membuat proses pengisian berjalan sangat lambat.

“Saya dari jam satu siang sudah antre, baru bisa dapat BBM sekitar jam lima sore,” ujarnya.

Akibat antrean yang terlalu panjang sehingga Eli baru dapat mendapat solar pada pukul 17.00 Wita. "Antrean maju sedikit-sedikit, jadi harus tetap di tempat.”

Eli bersama para sopir truk lainnya berharap pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi untuk mengurai permasalahan distribusi BBM agar antrean panjang seperti ini tidak terus berulang. 

Sopir mobil tangki air, Ferdinan Lake mengungkapkan, dia sudah antre sejak dini hari. "Kami antre pagi pagi jam empat itu baru dapat sekitar jam delapan."

Ferdinan heran, kondisi ini terjadi setiap tahun. "Kita juga was-was solar habis," ujarnya. 

Menurutnya hal ini merugikan para pengusaha tangki air. Ia mengatakan sejak awal November ia hanya menerima empat atau lima pelanggan yang jaraknya berdekatan. 

"Hitung rugi biasanya terima sampe 10 rumah atau kos, itu bebas jarak sampe di area jalan Bajawa. Sekarang yang sekitar saja, kalau tidak dapat sekitar pasti besok juga ada karena air kebutuhan," beber Ferdinan. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved