Breaking News

Sidang Kasus Prada Lucky

‎Kekuatan Cinta dan Doa Terakhir Epy, Ibunda Prada Lucky Namo

Perjuangan tanpa henti seorang anak mengejar cita-cita dan pengorbanan tanpa batas seorang ibu menjadi inti kisah Prada Lucky Namo

POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
USAP KEPALA - Ibu Prada Lucky, mengusap kepala Prada Richard saat mengikuti sidang di Pengadilan Militer III-15 Kupang. 
Ringkasan Berita:
  • Perjuangan tanpa henti seorang anak mengejar cita-cita dan pengorbanan tanpa batas seorang ibu menjadi inti dari kisah Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
  • Prajurit TNI AD dari Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wira Nusa Cakti Nagekeo ini harus berjuang delapan kali dalam seleksi sebelum akhirnya berhasil meraih mimpinya.
  • ‎Tujuh kali kegagalan tak membuat Prada Lucky menyerah, namun ia juga menyadari betul beban finansial yang harus ditanggung sang ibu setiap kali ia mencoba

 

‎POS-KUPANG.COM, PK - Perjuangan tanpa henti seorang anak mengejar cita-cita dan pengorbanan tanpa batas seorang ibu menjadi inti dari kisah Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Prajurit TNI AD dari Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wira Nusa Cakti Nagekeo ini harus berjuang delapan kali dalam seleksi sebelum akhirnya berhasil meraih mimpinya.

‎Dalam podcast Pos Kupang.com bersama host  Novemy Leo, Senin (10/11), ibunda almarhum, Sepriana Paulina Mirpey (Mama Epy), mengungkap beban hati putranya dan kekuatan doa yang meloloskannya di detik-detik terakhir.

‎Tujuh kali kegagalan tak membuat Prada Lucky menyerah, namun ia juga menyadari betul beban finansial yang harus ditanggung sang ibu setiap kali ia mencoba. Prada Lucky sempat merasa tidak enak hati karena biaya yang terus dikeluarkan ibunya untuk berkas dan persyaratan tes.

‎"Dia bilang, mau mama cuman Luki kasihan, tiap kali tes mama terbebani dengan biaya untuk berkas apa. Jadi mama bilang tidak usah pikir itu Luki. Jalani dulu kalau lo mau tes, urusan berkas atau biaya apa itu urusannya mama," kenang Mama Epy, menceritakan kembali janji pengorbanan yang ia ucapkan kepada putranya.

‎Kata-kata sang ibu ini menunjukkan dukungan total tanpa syarat, menghilangkan beban materi agar sang anak bisa fokus pada mimpinya.

‎Titik krusial datang di tes kedelapan, yang merupakan kesempatan terakhir Prada Lucky karena batasan usia. Menyadari ini adalah penentuan, Mama Epy tidak lagi hanya mengandalkan usaha, tetapi menyerahkan segalanya pada kekuatan doa. Ia masuk ke kamar, berlutut, dan memohon dengan segenap hati.

‎"Mama masuk di kamar, mama duduk, mama berlutut di kamar. Mama bilang, Tuhan, mama tidak minta apa-apa, mama hanya minta semoga ini kali Lucky bisa lolos. Karena mama tahu itu umur terakhir dia untuk tes, kakak," ujar Mama Epy dengan suara yang penuh haru. Doa tulus seorang ibu yang berlutut di kamar itu pun dijawab Tuhan. Prada Lucky akhirnya lolos dan berhasil mewujudkan cita-citanya.

‎Kisah kelulusan yang penuh haru ini sayangnya harus berakhir tragis. Setelah perjuangan panjang yang didukung pengorbanan dan doa tak terputus, Prada Lucky Chepril Saputra Namo harus berpulang mendahului sang ibunda, meninggal dunia di tempat tugasnya akibat dugaan penganiayaan.

‎Kelulusan yang dinantikan delapan kali, hanya dinikmati dalam waktu yang sangat singkat. Kisah ini menjadi monumen betapa besar pengorbanan seorang ibu demi impian anaknya. (sisco.magang/vel)
‎ 
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved