NTT Terkini
Tenun Ikat Jadi Sumber Harapan: Kisah Hilde Bangkit Bersama Amartha
Di tengah kesulitan itu, Mama Roni mendapat kabar tentang akses permodalan mikro dari Amartha melalui Ketua Kelompok TDM, Mama Margaretha.
“Uang untuk sekolah anak-anak dari sini juga. Ada yang sudah sekolah tinggi, satu mau masuk kuliah,” ungkap mama Roni.
Bersama lebih dari 20 penenun perempuan lain dalam kelompok, Mama Rony merasakan manfaat ekonomi sekaligus kebersamaan. Ia mengaku senang dengan pendampingan dari Amartha.
“Saya bangga masuk Amartha. Tambah modal, dan petugas baik-baik. Kalau terlambat, tidak marah,” ungkapnya.
Namun di balik keberhasilan itu, terselip kekhawatiran akan keberlanjutan tradisi menenun di tengah generasi muda.
“Anak-anak sekarang susah mau belajar. Tapi ini sangat berharga. Saya mau tetap ajar untuk turun ke cucu,” ujarnya.
Dengan semangat mempertahankan budaya dan akses modal yang semakin terbuka, Mama Rony berharap usahanya terus berkembang.
“Kalau bisa, modal tambah lagi sampai delapan juta,” ungkapnya.
Kisah Mama Rony menjadi cerminan perjuangan perempuan NTT yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menenun masa depan yang lebih baik—satu helai demi satu helai. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
| PLN Terangi Langkah UMKM NTT Menuju Kemandirian dan Daya Saing |
|
|---|
| Penyaluran KUR di NTT Rp 2,2 Triliun, Realisasi DAK Fisik Terendah |
|
|---|
| Anggota DPR RI Gavriel Novanto Rehab Sekolah Tak Layak di Kabupaten TTS |
|
|---|
| Kemenkeu Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan di Daerah untuk Perkuat Kedaulatan Ekonomi |
|
|---|
| UMKM Lapas Atambua “La’Bua” Tampilkan Karya Warga Binaan di Festival UMKM NTT |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.