Pasca Erupsi Gunung Lewotobi

Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Masih Krisis Air Bersih dan Terganggu Bau Limbah

Hingga kini, masih banyak penyintas bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flotim, yang mengalami krisis air bersih

|
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
AIR BERSIH - Penyintas korban erupsi Gunung Lewotobi sedang menadah air di Huntara III, Desa Konga, Kecamaatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (24/10/25) 

Seorang lansia, Rosalia Lia Wolor mengatakan, tidak bisa menahan aroma busuk akibat limbah pembuangan air di depan rumahnya, di Blok E Huntara III. Selama dua pekan terakhir, Rosalia bersama para penyintas erupsi dari Desa Nawokote di Blok E diganggu oleh genangan air berwarna lumut yang keluar dari ujung pipa pembuang.

Rumah kelompok rentan itu terus disasar air limbah yang datang dari beberapa kopel bagian atas Blok E. Sejumlah rumah tangga pengguna air di lokasi atas itu mencapai puluhan jiwa.

Limbah semakin menggenang seiring dengan banyaknya aktivitas memasak, mandi, hingga mencuci. Selain Rosalia, limbah juga melanda rumah Sesilia Tebu Tobi, lansia yang saban hari beraktivitas dengan mengandalkan tongkat.

Baca juga: LIPSUS: Suster Laurentina dan Pdt Emi Sahertian Geram dan Muak Dengar Fakta Sidang

"Bau sekali, tidak bisa tahan. Kami tutup pintu rumah supaya kurangi bau busuknya. Hari-hari halaman kami tidak pernah kering," ujar Rosalia.

Mereka berharap jaringan pembuangan limbah dibuat dengan penampung, atau ujung pipa itu diarahkan ke tempat yang tepat.

Terhadap kondisi ini, Kepala BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, berjanji mencarikan solusi bersama pemerintah desa setempat di Huntara III.

Kalak BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, memberikan keterangan soal perubahan penerima bantuan rumah dari aset ganti aset menjadi KK, Rabu, 28 Mei 2025.
Kalak BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, memberikan keterangan soal perubahan penerima bantuan rumah dari aset ganti aset menjadi KK, Rabu, 28 Mei 2025. (POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN)

"Pemerintah pasti bantu, tetapi pemerintah desa dan masyarakat juga harus ada upaya," kata mantan Camat Wulanggitang itu ketika dikonfirmasi via sambungan telepon. Fredy Moat Aeng saat ini berada di Jakarta.

Terkait urusan urusan air bersih untuk penyintas bencana Lewotobi Laki-laki. "Nanti kita akan tata kembali supaya mereka tidak rebutan air. Saya sudah memikirkan ini, sehingga diusahakan untuk ganti profil tank yang lebih besar," ujarnya. (cbl)

Perencanaan Tidak Beres

ANGGOTA DPRD Flores Timur, Abdon Julius menyoroti perencaaan dalam pekerjaan yang seharunya tak mengancam kesehatan para penyintas.

"Ini kan perencanaannya tidak beres. Berharap Pemerintah, BNPB dan BPBD, agar secepatnya memperbaiki demi kenyamanan orang-orang di Huntara," ujar Abdon Julius.

Abdon Julius, Politisi Partai NasDem itu berharap agar segala pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang tepat sehingga tak menimbulkan risiko.

Seorang penyintas di Hunian Sementara (Huntara), tempat tinggal pengungsi sebelum pindah ke hunian tetap. Huntara dibanguan pemerintah di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur
Seorang penyintas di Hunian Sementara (Huntara), tempat tinggal pengungsi sebelum pindah ke hunian tetap. Huntara dibanguan pemerintah di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur (POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN)

"Ini jadi catatan penting untuk pembangunan yang lainnya, harus dengan perencanaan yang matang. Sekalipun itu hunian sementara tetapi wajib mengedepankan aspek kenyamanan dan keamanan bagi penyintas," pungkas Abdon Julius.  (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved