Pasca Erupsi Gunung Lewotobi
Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Masih Krisis Air Bersih dan Terganggu Bau Limbah
Hingga kini, masih banyak penyintas bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flotim, yang mengalami krisis air bersih
Laporan Rerpoter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA – Hingga kini, masih banyak penyintas bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi NTT yang mengalami krisis air bersih, meskipun disana Pemerintah sudah menyiapkan sumur bor.
Pantauan Pos Kupang, di Hunian Sementara (Huntara) III yakni lokasi pengungsian terpusat di Desa Konga, Kecamatan Titehena, puluhan penyintas disana masih berebutan air bersih pada satu sumur bor.
Di tempat itu sebenarnya tersedia dua unit sumur bor. Namun satu titik pada bagian atas, belum difungsikan secara maksimal sehingga pemanfaatan air menjadi tak teratur.
Data yang dihimpun, Huntara III menampung 829 penyintas asal Desa Hokeng Jaya dan 791 dari Desa Nawokote.
Baca juga: Buka Lahan Baru, Api Menjalar Hingga Huntara Penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur
Selama tiga hari terakhir, sebagian besar dari penyintas sulit memasak, mandi, dan cuci. Penderitaan semakin terasa ketika ke toilet untuk Buang Air Besar (BAB).
Pekerja Huntara III sudah memasang jaringan pipa dengan sumber air utama dari sumur bor, namun hingga kini kebanyakan rumah belum dialiri setetes air.
Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang mengungkapkan, warganya terpaksa membeli air bersih Rp 15.000 - Rp 20.000 per drum dari mobil pickup.
Jika tak punya uang, penyintas harus berjalan kaki ratusan meter, membawa jeriken ke titik sumur bor kecil untuk mengantre air. Demi air, warga seringkali bergesekkan. Insiden seperti ini harus cepat dicarikan solusi agar tak terjadi konflik antar sesama penyintas.
Menurutnya, jaringan pipa sudah terpasang lengkap dengan tandon atau penampungnya, namun penggunaan air dari sumur bor masih sebatas buka-tutup. Lantaran belum diatur secara maksimal, pendistribusian air ke setiap hunian menjadi tak merata bahkan lebih sering habis terpakai.
"Sudah tiga hari ini air tidak lancar. Saya amati, ketika buka dari atas (sumur bor) untuk masuk ke tandon-tandon, itu perlu pengaturan secara teratur," usulnya.
Pemerintah desa tidak diberikan kewenangan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan. "Yang urus ini masih di orang BNPB yang ditugaskan ke pekerja di sini," pungkasnya.
Selain krisis air bersih, di pengungsian Huntara III Desa Konga itu juga tercemar limbah pembuangan air. Limbah ini datang dari hunian Blok E bagian atas melalui instalasi pipa yang baru dipasang beberapa pekerja di Huntara III.
Baca juga: LIPSUS: Petani Terima Kasih ke Prabowo, Turunkan Harga Pupuk 20 Persen
Ujung pipa itu mengarah ke rumah lansia, hingga membuat halaman depan rumah itu becek dan beroma busuk.
Sejumlah lansia mengeluhkan kondisi ini dan berharap Pemerintah bisa segera mencarikan solusi untuk penanganan lanjutan.
| 5 Zodiak Beruntung, Ramalan Zodiak Besok 27 Oktober 2025, Capricorn Gembira, Taurus Energi Positif |
|
|---|
| Harga Emas Hari Ini Minggu 26 Oktober,Galeri24, UBS, Antam Turun Tipis |
|
|---|
| Opini: Keluarga sebagai Tempat Utama Humanisasi |
|
|---|
| Ramalan Zodiak Hari Ini 26 Oktober 2025, Taurus Banyak-banyak Berdoa, Libra Jangan Cepat Putus Asa |
|
|---|
| Opini: Refleksi Hari Listrik Nasional dan Ketimpangan Energi di NTT |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.