Wawancara Ekslusif

Wawancara Eksklusif - Dirut Perumda Air Minum Kota Kupang Optimis Bereskan Masalah 

Sampai sejauh ini, Perumda Air Minum Kota Kupang memiliki tiga sumber mata air permukaan dan 30 sumur bor. 

|
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
PODCAST POS KUPANG - Dirut Perumda Air Minum Kota Kupang, Isidorus Lilijawa bersama host jurnalis Pos Kupang, Ryan Nong dalam Podcast Pos Kupang, Rabu (22/10/2025). 

"Karena itu kita kurangi waktu produksinya supaya bisa menampung lebih banyak air di reservoir baru kita salurkan. Tapi di spot-spot yang kapasitas produksinya bagus, kita alirkan setiap hari. Misalnya di Walikota, di area yang dilayani Kali Dendeng itu bahkan satu minggu tiga sampai empat hari keluar. Tapi di daerah kritis seperti tadi, Liliba, kadang di TDM, Oebobo itu terus terang, ketika jaringan kita belum ada Dan belum bekerjasama dengan BLUD Spam itu belum ada pelayanan makanya masyarakat banyak yang menggunakan jasa tangki. 
Kalau kita lihat sistem distribusi Spam Kali Dendeng ini memang tidak bisa menjangkau sampai misalnya di Fatululi karena kalau kita lihat Kali Dendeng ini kan kita menyedot air dari sungai Dendeng yang ada di Fontein jadi airnya disedot ke ketinggian di Manutapen. Di sana itu ada reservoir 3.000 lalu didorong lagi ke reservoir 1.000 yang ada di Manulai. Ini daerah-daerah ketinggian sehingga ketika distribusi ini gravitasi, dia turun saja. Nah kalau sudah turun tidak naik lagi ke sini sehingga dari 15.000 yang sebenarnya menjadi target dari sambungan rumah yang bersumber dari wilayah Kali Dendeng itu lebih banyak ke wilayah Barat, wilayah-wilayah rendah, LLBK, Merdeka, Bonipoi, Nunbaun Delha, Nunbaun Sabu dan seterusnya sampai Alak, Penkase, Oeleta, Manutapen, Manulai. Jadi fokusnya ke wilayah itu karena memang jangkauan dari Spam Kali Dendeng sekitar itu. Kalau sampai ke Liliba tidak bisa karena topografi sudah naik," ungkapnya. 

Perumda Air Minum Kota Kupang juga bekerjasama dengan masyarakat yang memiliki usaha sumur bor dan tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. 

"Memang kalau kita lihat konteks Kota Kupang ini ramai kayaknya kita lagi rebut-rebutan air antara Perumda dengan sumur bor dengan tangki-tangki tapi memang seperti itu. Kadang-kadang ketika kita tidak bisa menjangkau sampai ke situ akhirnya pengusaha sumur bor yang menangkap peluang. Tangki-tangki beroperasi di situ. 
Ini memang kembali ke selera masyarakat. Mau menggunakan jaringan Perumda Air Minum atau menggunakan tangki itu kan pilihan bebas mereka tapi kita memang belum bisa mendorong untuk ayo semua berlangganan atau semua mendapatkan air dari Perumda karena kita tahu betul jaringan kita belum menjangkau semua. 
Lalu yang berikut, kalaupun ada jaringan kita, di spot-spot tertentu belum maksimal karena kapasitas produksi rendah, debit air berkurang sehingga mungkin seminggu sekali bahkan satu kali pun keluarnya tidak banyak. Inilah ruang bagi pengusaha sumur bor untuk menangkap peluang ekonomi. 
Kita memang tidak membatasi tetapi kita sudah pernah diskusi mungkin pemerintah selaku regulator harus membuat regulasi dalam arti supaya pengusaha-pengusaha sumur bor itu harus ada izinnya. Yang kedua, harus bayar pajak supaya ada kontribusi untuk daerah. Jangan sampai ini usaha-usaha yang kita secara kasat mata lihat kita tahu tetapi ternyata tidak berkontribusi karena misalnya mereka tidak berizin atau tidak bayar pajak sedangkan urusan seperti ini kadang-kadang bukan menjadi ranah kita di Perumda karena kalau berkaitan dengan air tanah ini sudah menjadi urusan provinsi melalui Dinas Pertambangan dan Energi," bebernya.

Saat ini ada 10 titik sumur bor milik masyarakat yang bekerjasama dengan Perumda Air Minum Kota Kupang yakni di Walikota, Liliba, Oesapa, Belo dan Oepura. 

"Mereka punya sumur bor tapi kapasitasnya besar sehingga daripada dia cuma pakai untuk keluarga saja padahal airnya bagus mending kita kerjasamakan bisa mengaliri warga sekitar itu. Kita atur, itu kan pembayaran setiap bulan berdasarkan jumlah kubikasi air yang keluar lalu dikalikan dengan harga per kubik sekian sehingga mereka mendapatkan itu," kata dia. 

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Unkris Artha Wacana yang memiliki sumber air hitam dan melayani kurang lebih 500 sambungan rumah.

"Airnya selalu ada bahkan di musim seperti ini. Setelah diukur itu debitnya bagus, 20 liter per detik lalu sekitar tahun 2023 dikerjasamakan pemerintah Kota melalui Dinas PU bangun sumur bor. Nah dengan kapasitas itu mulai akhir tahun 2024 kita sudah suplai juga ke warga sekitar jadi 5 liter per detik itu kita suplai untuk kepentingan kampus, 15 liter per detik disuplai untuk kepentingan masyarakat sehingga air ini ada dampak sosialnya," terangnya. 

Karena sudah menerima amanah Isidorus yakin dan optimis bisa menyelesaikan persoalan air minum di Kota Kupang dengan membenahi masalah internal tetapi juga merintis kolaborasi dan membuka ruang untuk berkomunikasi dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat, DPR RI, BUMN dan semua pihak yang mau membantu dengan program air bersih.
 
"Kita akan jumpai kita sampaikan bahwa kondisi kita seperti ini, kita butuh dukungan. Makanya seperti minggu lalu waktu bertemu dengan Kepala Balai Sungai saya sampaikan kondisi kita, beliau sampaikan tahun 2026 kita bangun dua sumur bor di Kota Kupang. Langsung mereka minta lokasinya, dicek geo listriknya, apakah ada air atau tidak, pastikan lahan itu bersertifikat supaya tidak ada kendala. Untuk bangun dua sumur bor ini kan duitnya banyak bisa ratusan juta karena mereka bukan cuma bangun sumur tapi juga ada mesinnya, rumah pompa dan seterusnya. Ini kan berkat buat kita. Ini saya baru dua minggu dengan membuka jaringan pergi sowan ternyata banyak orang yang mau support kita. 
Apalagi nanti dengan dukungan pak Wali Kota dengan kapasitas beliau sebagai kuasa pemilik modal, kepala wilayah, berjejaring dengan pak Gubernur, menteri, bahkan mungkin dengan Presiden, pastilah kita akan disupport. Di tahun 2029 suplai air dari bendungan Manikin masuk Kota juga 
Bahkan kalau proyek Bendungan Kolhua ini berjalan lagi, urusan air di Kota selesai karena kalau Kolhua itu bisa dibangun pasti urusan air di Kota Kupang bisa beres karena tinggal gravitasi saja itu," ujarnya. 

Terkait Bendungan Kolhua, kata dia, dalam obrolan dengan Kepala Balai Sungai, dikatakan semuanya sudah siap tinggal menunggu persetujuan pemerintah dan warga Kota Kupang. 
Pihaknya pun sudah membangun komunikasi secara informal dengan Wali Kota Kupang dan mendapatkan respon yang baik. 

"Mungkin setelah kembali dari kunjungan ke luar daerah rencananya mau bertemu kepala Balai mungkin berkaitan dengan bendungan Kolhua ini," imbuhnya. 

Isidorus juga mengungkapkan, urusan Kabupaten Kupang  dan Kota Kupang dalam hal air minum belum pernah tuntas dari dulu sampai sekarang tetapi komitmennya adalah pihaknya harus membereskan ketika diberi amanah karena itu ada beberapa tawaran konsep seperti kabupaten menjual aset, kota membeli. 

"Saya pikir ini terlalu panjang, jauh juga karena butuh biaya. Yang mungkin menurut saya adalah memperkuat kerjasama dalam arti PDAM Tirta Lontar silakan melayani warga kota yang sekarang sudah berjalan tetapi tidak boleh membuka jaringan baru, tidak boleh ekspansi untuk mencari pelanggan baru karena ini wilayah otonomi sendiri yang punya tuannya sedangkan kalau mau menambah pelanggan menambah jaringan ke wilayah kabupaten dong karena di sini ada Perumda Air Minum Kota Kupang dan kita terus melakukan upaya-upaya peningkatan pelayanan. Kita hargai itu tapi berharap juga bahwa ini hanya bisa ditangani juga oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena bagaimana pun juga aset-aset yang terbangun di Kota ini dibangun oleh pemerintah pusat oleh Kementerian PUPR. Mungkin kedepan kita akan melakukan dialog lebih intens, pak Wali Kota, pak Bupati bisa duduk bersama minimal pemerintah kabupaten dan kota Kupang ini bisa menemukan solusi bersama yang tujuannya adalah warga kita itu terlayani," tandasnya. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved