NTT Terkini
Yusinta Nenobahan Syarief, Representasi Rakyat Kecil yang Terjun dalam Kerja Sosial
Puteri Timor Tengah Selatan Yusinta Nenobahan Syarief, Representasi Rakyat Kecil yang Terjun dalam Kerja Sosial
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Adiana Ahmad
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Puteri Timor Tengah Selatan (TTS), Yusinta Nenobahan Syarief saat ini tengah aktif dalam berbagai kegiatan sosial di tanah kelahirannya melalui Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS).
Dalam Podcast Pos Kupang, Sabtu, 04/10/2025 Uci, begitu dia disapa mengatakan, hal yang melatarbelakangiYA untuk bergerak di bidang sosial adalah keinginan menjadi representasi rakyat kecil dalam kerja sosial.
"Karena kebanyakan itu beberapa orang sukses, beberapa pegiat yang betul-betul sukses itu berlatar belakang anak pejabat dimana saya itu lahir sebagai anak seorang guru jadi begitu saya keluar, saya pengen bahwa rakyat kecil pun mampu melakukan ini," katanya.
Baca juga: Humanisme YNS Teguhkan Keluarga TTS, Gelar Nikah Massal untuk 54 Pasangan
YNS sendiri, kata dia, secara akta pendirian sudah berdiri sejak tahun 2010 kemudian mulai lebih masif bergerak pada tahun 2014.
"Karena kebetulan saya tinggal di Jakarta, sebenarnya masuk ke wilayah Bogor, lalu kita mulai menyusur daerah Bogor. Dari Bogor kemudian kita ke Papua. Tiap tahun itu saya pulang karena orang tua masih ada di Soe, sampai akhirnya saya dan suami bersepakat untuk tahun 2024 akhir kita mulai menjajaki NTT dan kita start mulai dari Soe. Beberapa kegiatan yang sudah kita lakukan contohnya di Kabupaten Bogor sendiri ada pembangunan beberapa mushola, masjid, dan yang paling terakhir kita sempat membangun 423 hunian tetap untuk korban banjir Desa Kiarapandak," jelasnya.
Uci menjelaskan, kerja sosialnya dimulai dari daerah Bogor karena dia sendiri hidup di Bogor dan membangun di Bogor. Dengan prinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, Uci berpikir bahwa apapun yang didapatkan di Bogor tentu harus berguna bagi masyarakat sekitar.
Sementara untuk kerja sosial yang sekarang dilakukan, fokus untuk daerah NTT masih menyasar terhadap masalah stunting dan kemiskinan.
Kenapa stunting? Kenapa miskin? Ia mengatakan, penyebabnya berkaitan erat dengan pendidikan dan kondisi ekonomi rumah tangga.
Baca juga: Bupati TTS Gandeng Yayasan YNS Dukung Perss SoE ke Solo
Menurutnya, begitu orang tidak keluar dari kemiskinan, apapun yang dibicarakan berarti nothing, tidak akan terwujud.
Ia mengatakan, bicara pendidikan anak yang layak, makanan yang baik, kehidupan yang baik, sedangkan orang tuanya cari pekerjaan di NTT repot. Terus bagaimana kita menekan itu?
"Dari kacamata saya, disclaimer ini pendapat pribadi saya bahwa mau pemerintah memberikan anggaran sebesar apapun selama ekonomi tidak berputar itu tidak akan bisa ditekan. Kalaupun ada perubahan tapi tidak signifikan," katanya.
Ia kemudian membeberkan bahawa selama ini TTS itu daerah dengan stunting tertinggi kemudian pemerintah dan lembaga-lembaga lain konsennya ke TTS tapi kenapa perubahannya tidak signifikan?
"Setelah kami coba mengamati bahwa bantuan yang datang ini kan merupakan suatu bantuan makanan tambahan atau pendamping bukan continuity setiap hari sedangkan setiap hari di TTS ini satu takaran kebersihan bagi mereka yang sangat susah didapatkan adalah air bersih," katanya.
Bahkan, kata Yusinta, banyak iklan, banyak orang sudah coba membantu, oh air su ada, air su dekat tapi itu tidak se-real di lapangan.
"Jadi kalau kita bicara takaran orang menggeser stunting sedangkan dia dari kandungan ibunya sudah tidak menerapkan pola hidup bersih bahkan di musim kemarau seperti ini air yang harusnya tidak untuk diminum mau tidak mau harus diminum. Jadi makanan tambahan cuma sekali atau dua kali misalnya dalam sembilan hari sedangkan tiap hari dia mengonsumsi sesuatu yang tidak layak berupa air. Kebutuhan utama manusia itu air," tambahnya.
Sejak awal memulai langkah, Uci mengungkapkan, respon masyarakat cukup baik dan sangat menerima kehadiran YNS tetapi yang sangat disayangkan adalah terkadang pihaknya kesulitan berkomunikasi dengan pemerintah daerah.
"Birokrasi yang membuat kami repot sehingga ada wilayah tertentu yang kami tidak bisa berkolaborasi akhirnya kami harus lakukan sendiri.
Yang tadinya kalau kita berkolaborasi bisa dapat sepuluh titik jangkau, tapi karena tidak bisa berkolaborasi jadinya lima titik," tandasnya.(uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
NTT Terkini
Yusinta Nenobahan Syarief
Representasi Rakyat Kecil
Kerja Sosial
YNS
POS-KUPANG.COM
berita terkini Pos Kupang
BERITA POPULER- Polemik Pergub 33 Tahun 2025, SPBU Kambaniru Terbakar, Kejari TTU Usut Dana BOS |
![]() |
---|
PMKRI Cabang Kupang Terus Hidupkan Literasi Bagi Para Kader |
![]() |
---|
Ribuan Warga Serbu Pasar Murah Golkar NTT Suasana Bak Pesta Rakyat |
![]() |
---|
Provinsi NTT Kehilangan Rp1 Triliun per Tahun Beli Pinang dari Wilayah Lain di Indonesia |
![]() |
---|
DPW PPP NTT Apresiasi Keputusan Kemenkum Tetapkan Mardiono Jadi Ketua Umum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.