Cerpen
Cerpen: Lagu dari Timur
Namun di balik senyumnya, hati Novita gelisah. Ia baru pindah ke Jakarta tiga bulan lalu, dan logat Malukunya sering jadi bahan olok-olokan.
Bahkan teman-teman yang dulu menertawakannya kini berdiri memberi hormat.
Dengan sedikit gemetar, Novita berbicara, “Dulu saya malu dengan logat dan bahasa daerah saya. Tapi sekarang saya tahu, justru di situlah jati
diri saya. Indonesia bukan hanya satu suara, tapi ribuan bahasa yang bersatu.”
Suasana hening sesaat, lalu riuh dengan tepuk tangan panjang.
Setelah acara, Lani, teman sekelasnya mendekat dengan senyum kagum.
“Nov, lagu kamu keren banget. Aku baru tahu bahasa Maluku seindah itu.” Novita tertawa kecil.
“Karena kamu baru mau dengar.” Lani mengangguk. “Aku jadi ingin
belajar bahasa daerahku juga. Kayaknya asyik kalau kita bikin proyek lagu berbagai bahasa di Indonesia.”
Mata Novita berbinar. “Itu ide bagus! Kita bisa tunjukkan kalua Indonesia itu beragam, tapi satu.”
Di luar aula, matahari sore menyinari bendera merah putih yang berkibar.
Novita menatapnya dengan dada bergetar bangga. Rasanya sangat pas.
Ia tidak lagi merasa kecil, karena logatnya berbeda. Justru dari perbedaan itulah Indonesia menjadi kaya. (*)
* Tifa adalah alat musik pukul tradisional yang berasal dari Indonesia bagian timur, khususnya Kepulauan Maluku dan Papua.
*) Paramitha Adrisa,siswi kelas 10 SMA Regina Caeli, Bogor, Jawa Barat.
Simak terus artikel dan berita POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/ilustrasi-penyanyi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.