Renungan Harian Katolik Jumat 7 November 2025, "Ketika Kepercayaan Dikhianati"

Renungan Harian Katolik
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
Jumat, 7 November 2025
KETIKA KEPERCAYAAN DIKHIANATI: REFLEKSI ATAS KELICIKAN BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR
(Rm 15:14-21; Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Luk 161-8)

"Bendara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang." (Luk 16:8).

Uang itu raja dunia, dan bisa menggoda siapa saja yang nuraninya lemah dan imannya rapuh. Bendahara yang tidak jujur, mewakili kita semua yang rentan godaan dalam menyalahgunakan keuangan. 

Ketika dalam situasi terjepit, si bendahara tidak hanya bertindak cekatan tetapi cerdik untuk mengamankan dirinya ketika ia dipecat. Kelicikan dalam ketidakjujuran mengelola keuangan tuannya, kini ia ubah menjadi sebuah strategi untuk menolong dirinya.

Kelicikan secangkih apa pun dalam rekayasa menggapai apa yang dituju, tidak pernah akan membawa berkat dan rahmat dalam hidup. Keterpecahan, ketidaknyamanan dan konflik batin akan selalu menemani hidup hingga adanya kesadaran baru untuk bertobat. Strategi ampuh pembebasan diri dari belenggu ketidakjujuran adalah pertobatan sejati. 

Kekicikan adalah perbuatan yang tidak benar dan pasti mendatangkan hukuman. Maka setiap murid, Tuhan minta untuk secara cerdas mengelola hidup teristimewa kesadaran untuk membarui diri.

Kesadaran untuk bertobat itu penting agar kita memiliki kesanggupan moral dan spiritual untuk menghentikan kelicikan terhadap sesama. 

Bendahara licik dan tidak tidak jujur memang meninggalkan luka, tetapi ia menjadi cermin bagi kita semua.

Bertolak dari pengalaman si bendahara yang tidak jujur, kita belajar bahwa kepercayaan mesti diiringi dengan akuntabilitas, bahwa keberanian untuk mengungkap kebenaran jauh lebih berharga ketimbang menjaga kedamaian semu. Semoga kita semua dapat menjadi penjaga integritas, baik dalam peran sebagai bendara maupun sebagai rekan kerja.

Santo Paulus mengakui dan yakin bahwa dalam diri setiap orang penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kita sanggup saling menasehati.

Namun kebahagiaan seorang pengikut Tuhan adalah melayani lewat sesamanya. Melalui semangat pelayanan tanpa pamrih, Tuhan pangggil kita untuk ambil bagian dalam karya agung-Nya yang murah hati.

Paulus berbangga karena ia diperkenankan Tuhan menjadi pelayan-Nya bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ia menjaga kepercayaan Tuhan dan menjalankannya dengan sempurna dalam hidupnya. 

"Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah." (Rm 15:17). Paulus rasul bangsa-bangsa yang belum pernah menjumpai dan mengenal Kristus.

Tuhan menyatakan keselamatan-Nya kepada para bangsa. Maka Pemazmur bermadah demikian, "Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah." (Mzm 98:3cd-4). 

Orang yang mendengarkan Sabda Kristus memiliki kesempurnaan kasih Allah dalam hidupnya. Iman itu penting bagi kita pengikut Tuhan. Sebab tanpa iman, kita tidak sanggup melayani sesama dan mengikuti Tuhan dengan sukacita. Tuhan Yesus percaya kita, kita pun jaga kepercayaan Tuhan dengan tetap setia dan jujur pada-Nya.