Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 8 Oktober 2025, "Tuhan Ajarlah Kami Berdoa"

Seruan Bapa mau menunjukkan bahwa Allah bukanlah Allah yang jauh, tetapi Allah adalah seorang Bapa yang dekat dengan anaknya.

Editor: Eflin Rote
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 8 Oktober 2025
Hari Biasa Pekan XXVII
Yun. 4:1-11; Mzm. 86:3-4,5-6,9-10;Luk. 11:1-4.
Warna Liturgi Hijau

"Tuhan, ajarlah kami berdoa"

Setelah selesai berdoa, para murid meminta Yesus mengajarkan doa kepada mereka. Dia mengajarkan doa yang sekarang kita kenal dengan doa Bapa Kami. 

Doa yang diajarkan Yesus ini, pada dasarnya merupakan sebuah doa permohonan. Doa Bapa kami dibuka dengan menyebut nama Bapa. Kata Bapa mengandung makna: perhatian, cinta, tanggung jawab.

Seruan Bapa mau menunjukkan bahwa Allah bukanlah Allah yang jauh, tetapi Allah adalah seorang Bapa yang dekat dengan anaknya. Bapa yang hadir di dalam hati anak-anakNya.

Bapa yang menyayangi, melindungi dan menjaga anak-anakNya. Jadi, Allah adalah seruan intimitas dan kehangatan antara seorang Bapa dengan anak-anakNya. Bandingkan dengan tokoh ayah dalam perumpamaan anak yang hilang. Ayah tersebut menunjukkan sikap Allah sebagai Bapa (Luk 15:11-32). 

”Dikuduskanlah namaMu.” Dengan ini berarti kita harus mendekati Bapa dengan rasa hormat dan taqwa karena keagungan dan kesucian-Nya. 

”Datanglah Kerajaan-Mu.” Dalam kitab Keluaran, Allah menyatakan diri sebagai Raja Israel (Kel 19:3-6). Waktu pengembaraan di padang gurun, Yahwe Allah bertindak sebagai raja mereka.

Yohanes berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat 3:2). Yesus menyampaikan pesan yang sama (Mat 4:17). 

Yesus minta para muridNya agar menyampaikan pesan yang sama pula (Luk 10:9). Jadi kalau kita berdoa “datanglah Kerajaan-Mu” maksudnya agar Tuhan meraja, menyatakan kekuasaan dan Kerajaan-Nya dalam diri kita.

Kita juga mohon agar Bapa mempercepat kedatangan Yesus ke dunia ini. ”Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya.”

Dalam doa ini juga tercakup semua kebutuhan kita yang lain. Sebuah seruan kepada Allah agar memperhatikan kebutuhan hidup kita, secara jasmani dan rohani. Doa ini mengajak kita untuk merasa bergantung pada Bapa, karena Allah memperhatikan kebutuhan kita.

”Ampunilah dosa kami.” Dosa berarti adanya relasi yang rusak dan terputus, maka diperlukan pengampunan tidak hanya sekali tapi terus menerus: “tujuh puluh kali tujuh kali” (Mt 18:22).

Kita menipu diri jika kita mengaku tidak punya dosa, maka dari itu perlu mengaku dosa (1Yoh 1:8-2:2).
”Sebab kamipun mengampuni setiap orang …” Kita tidak hanya menerima pengampunan tapi juga memberikan pengampunan. Matius dengan jelas mengatakan: “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang
di sorga akan mengampuni kamu juga …” (6:14-15).

Ketidak mampuan kita untuk mengampuni akan menghalangi berkat Allah dan kepenuhan Allah dalam diri kita.
”Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved