Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 28 September 2025, "Lazarus dan Orang Kaya"

Bacaan ini menekankan bahwa kemewahan tanpa keadilan sosial adalah dosa

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Br. Pio Hayon, SVD. Hari Minggu Pekan Biasa XXVI

Minggu, 28 September 2025.  

Bacaan I: Am. 6: 1a.4-7

Bacaan II: 1Tim. 6: 11-16

Injil: Luk. 9: 43b-45

“Lazarus dan orang kaya”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Hari minggu ini kita memasuki hari minggu pekan biasa XXVI.

Bacaan hari ini, mengajak kita untuk hidup dalam keadilan, kesetiaan, dan kasih.

Dan dari tema tentang Lazarus dan orang kaya, mengajak kita merenungkan tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus dalam menggunakan berkat Tuhan untuk melayani sesama. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan pertama dari kitab Nabi Amos 6:1a, 4-7: Nabi Amos mengecam para pemimpin dan orang kaya di Israel yang hidup dalam kemewahan, berbaring di ranjang gading, dan menikmati pesta pora tanpa mempedulikan kehancuran moral dan sosial bangsanya.

Mereka akan menjadi yang pertama dihukum dan diasingkan karena ketidakpedulian mereka.

Bacaan ini menekankan bahwa kemewahan tanpa keadilan sosial adalah dosa di mata Tuhan.

Ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain akan mendatangkan penghakiman. Dalam bacaan kedua, 1 Timotius 6:11-16: Rasul Paulus menasihati Timotius untuk menjauhi cinta akan harta dan mengejar kebenaran, kesalehan, iman, kasih, ketekunan, dan kelemahlembutan.

Ia mengingatkan untuk memelihara iman tanpa noda hingga kedatangan Yesus Kristus, Raja di atas segala raja.

Kekayaan sejati bukanlah harta duniawi, melainkan hidup yang berpusat pada Allah.

Kesetiaan kepada Kristus adalah panggilan utama setiap pengikut-Nya.

Dan dalam Injil, Lukas 16:19-31 Yesus menceritakan tentang orang kaya yang hidup mewah dan Lazarus, seorang miskin yang menderita di depan pintunya.

Setelah kematian, Lazarus diterima di pangkuan Abraham, sementara orang kaya menderita di dunia bawah. 

Orang kaya memohon bantuan, tetapi Abraham menegaskan bahwa nasib mereka telah ditentukan oleh pilihan hidup mereka.

Kisah ini menggarisbawahi bahwa ketidakpedulian terhadap penderitaan sesama adalah dosa serius. 

Pilihan hidup kita di dunia menentukan nasib kekal, dan Firman Tuhan sudah cukup untuk membimbing kita kepada kebenaran.

Refleksi kita atas permenungan ini adalah tentang Peka terhadap Penderitaan Sesama: Kisah Lazarus menggugah kita untuk tidak menutup mata terhadap mereka yang membutuhkan di sekitar kita. 

Apakah kita memperhatikan "Lazarus" dalam kehidupan kita—mereka yang lapar, miskin, atau terpinggirkan?

Pengelolaan Berkat Tuhan: Amos dan Paulus mengingatkan kita bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah Tuhan.

Kekayaan, waktu, dan talenta harus digunakan untuk memuliakan Tuhan dan menolong sesama, bukan untuk kesenangan pribadi semata.

Hidup untuk Kekekalan: Injil menegaskan bahwa hidup kita di dunia adalah persiapan untuk kekekalan.

Apakah kita hidup dengan kesetiaan kepada Kristus, seperti yang Paulus nasihatkan, atau terjebak dalam kenyamanan duniawi seperti orang kaya?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: hari ini, Marilah kita memohon kepada Tuhan agar membuka mata hati kita untuk melihat dan menolong mereka yang membutuhkan, serta memberi keberanian untuk hidup setia kepada-Nya.

Kedua, semoga kita diberi hikmat untuk menjadi saksi kasih Kristus, hari ini dan selamanya.

Ketiga, maka mari kita berdoa agar kita selalu peka terhadap sesama kita secara khusus semua mereka yang menderita atau yang terpinggirkan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved