Internasional Terkini

Sindikat Kejahatan Siber Makin Menggurita, Pusat Penipuan Online Dibangun di Oecusse Timor Leste

Di tengah maraknya industri penipuan daring bernilai miliaran dolar yang menyebar luas di Asia Tenggara.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM
ILUSTRASI - Jaringan kejahatan siber melakukan penipuan online lintas negara. 

POS-KUPANG.COM, DILI - Jaringan kejahatan siber makin menggurita, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sindikat kejahatan itu terindikasi tengah membangun pusat penipuan di Timor Leste

Temuan tersbut disampaikan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada Kamis (11/9/2025), di tengah maraknya industri penipuan daring bernilai miliaran dolar yang menyebar luas di Asia Tenggara.

Industri penipuan siber ini biasanya beroperasi melalui kompleks besar yang menampung puluhan ribu pekerja. Banyak di antaranya merupakan korban perdagangan manusia yang dipaksa melakukan penipuan terhadap korban pada berbagai negara.

Menurut Departemen Keuangan Amerika Serikat, operator penipuan di Kamboja dan Myanmar saja telah mencuri sekitar US$ 10 miliar dari warga Amerika sepanjang tahun lalu. Atas dasar itu, AS menjatuhkan sanksi kepada sejumlah entitas pada kedua negara.

Baca juga: Berita Viral Dirtipidum Bareskrim Polri Bongkar Kelompok Penipuan Online Internasional Raup Rp 50 M

Dalam laporannya, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menemukan tanda-tanda adanya pembentukan dan pengoperasian pusat penipuan pada daerah administratif Khusus Oecusse-Ambeno, Timor Leste.

Timor Leste, negara termuda di Asia yang berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa dengan luas 15.000 km persegi, dikenal sebagai salah satu negara termiskin di kawasan. Pemerintah setempat belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini.

UNODC mengungkap pada 25 Agustus 2025 lalu, aparat intelijen dan penegak hukum Timor Leste melakukan penggerebekan pada sebuah hotel di wilayah Oecusse-Ambeno. Dalam operasi itu, ditemukan individu yang diduga terlibat dalam jaringan penipuan, beserta barang bukti seperti kartu SIM dan perangkat internet satelit. 

Analisis UNODC menghubungkan operasi tersebut dengan entitas yang terkait penjahat dunia maya terpidana serta operator perjudian lepas pantai.

Laporan itu juga menegaskan operasi pusat penipuan terus berkembang di berbagai belahan dunia, terutama Asia Tenggara.

UNODC memperkirakan ada ratusan pusat penipuan berskala besar yang menghasilkan keuntungan tahunan hingga puluhan miliar dolar. Negara seperti, Kamboja, Myanmar, dan Filipina menjadi lokasi utama karena lemahnya regulasi setempat. (*)

 

 

Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved