Opini
Opini: Menumbuhkan Jiwa Vokasi Sejak Dini
Jiwa vokasi itu adalah semangat untuk bekerja dengan tangan, berpikir produktif, dan memecahkan masalah nyata yang mereka hadapi.
Sistem pendidikan kita masih sering menempatkan keterampilan praktis di posisi sekunder dibandingkan dengan akademik.
Akibatnya, anak-anak tumbuh dalam budaya belajar yang menekankan nilai ujian, bukan nilai produktivitas.
Padahal, learning by doing terbukti membangun kepercayaan diri dan daya tahan belajar yang tinggi.
Peran Sekolah dan Keluarga
Untuk menumbuhkan jiwa vokasi sejak dini, sekolah tidak bisa bekerja sendiri.
Keluarga dan lingkungan sosial berperan penting membentuk karakter kerja anak.
Orang tua perlu menghargai setiap aktivitas produktif anak, seperti membantu di rumah, memperbaiki barang, atau membuat kerajinan sebagai bagian dari pendidikan karakter.
Sekolah pun perlu membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas berbasis kearifan lokal.
Misalnya, siswa bisa belajar dari pengrajin, petani, nelayan, atau teknisi yang ada di sekitar mereka.
Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga mengaitkan pendidikan dengan realitas kehidupan masyarakat.
Di banyak daerah termasuk Nusa Tenggara Timur, potensi lokal seperti energi terbarukan energi surya, energi air, energi angin, energi panas bumi, dan bioenergi (dari biomassa seperti kayu, limbah pertanian, atau kotoran hewan, pertanian, serta kerajinan-kerajinan tradisional bisa menjadi laboratorium vokasi yang kontekstual bagi anak-anak.
Menuju SDM Produktif 2045
Menanamkan jiwa vokasi sejak dini berarti membangun budaya kerja produktif di masa depan.
Anak yang terbiasa berpikir kreatif, bekerja dengan tangan, dan menghargai hasil karyanya akan tumbuh menjadi warga negara yang mandiri dan berdaya saing.
Inilah SDM yang dibutuhkan Indonesia 2045 dimana manusia yang tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi mampu mewujudkan pengetahuan menjadi karya nyata.
Pemerintah telah memulai langkah besar melalui revitalisasi pendidikan vokasi dan kolaborasi dengan dunia industri.
Namun, langkah itu akan lebih kokoh bila dimulai dari bawah: dari ruang kelas SD dan SMP, SMA bahkan SMK dari kegiatan sederhana yang menumbuhkan rasa bangga bekerja dan berkreasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Nixson-J-Meok.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.