Opini
Opini: Saat Komunikasi Publik Menjadi Kunci Layanan Kesehatan Daerah
Ketika rumah sakit tidak memiliki kanal komunikasi yang aktif dan transparan, warga kehilangan akses terhadap penjelasan yang sahih.
Agar situasi seperti di RSUD dr. T.C. Hillers tidak berulang, rumah sakit daerah perlu memperkuat komunikasi publik dan transparansi layanan.
Pertama, penting menjelaskan peran dokter residen dan mekanisme supervisi.
Banyak masyarakat belum memahami bahwa residen bukan “dokter setengah jadi”, melainkan tenaga medis profesional yang berada di tahap akhir pendidikan spesialis.
Berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016, dokter residen berhak memberikan pelayanan di bawah pengawasan dokter spesialis pembimbing.
Edukasi ini penting karena, dalam teori komunikasi risiko (Covello & Sandman, 2001), ketakutan publik sering muncul akibat minimnya informasi, bukan bahaya nyata.
Kedua, rumah sakit perlu mengaktifkan kanal komunikasi resmi dan proaktif, bukan hanya merespons saat krisis.
Contoh praktik baik terlihat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, yang secara rutin membagikan informasi publik melalui situs resmi dan media sosialnya.
Pendekatan ini sejalan dengan Public Health Communication Model WHO (2024) yang menekankan “strategic transparency” sebagai dasar membangun kredibilitas.
Laporan Edelman (2024) juga menegaskan bahwa keterbukaan dan komunikasi digital aktif berkontribusi pada meningkatnya kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan.
Kanal resmi memungkinkan rumah sakit mengontrol narasi dan mencegah misinformasi yang sering beredar di grup WhatsApp atau media sosial.
Ketiga, penting membangun forum dialog dan literasi kesehatan digital agar krisis kepercayaan berubah menjadi kemitraan warga.
Rumah sakit dapat menggandeng tokoh masyarakat, organisasi profesi medis (IDI), dan media lokal untuk forum rutin seperti “Kulababong Sehat Sikka”, membahas layanan, kendala, dan solusi bersama.
Ketika warga diajak menjadi bagian dari solusi, tumbuh rasa kepemilikan dan ruang digital pun menjadi arena saling memahami, bukan saling menyerang.
Berbagai contoh global menunjukkan efektivitas komunikasi publik dalam memulihkan kepercayaan.
- Di Kerala, India, strategi komunikasi krisis yang transparan dan berbasis komunitas membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan (WHO India, 2023).
 - Di Rwanda, jaringan community health workers (CHWs) terbukti efektif menjembatani kesenjangan antara rumah sakit dan masyarakat pedesaan (PubMed, 2023).
 - Model semacam ini bisa diadaptasi oleh RSUD Hillers dan Pemkab Sikka untuk membangun komunikasi publik yang sistematis, empatik, dan berkelanjutan.
 
Etika Komunikasi Digital dan Implikasinya
Masyarakat kini memiliki kanal yang kuat: media sosial, grup WhatsApp, forum digital.
| Opini: Neka Hemong Kuni agu Kalo- Salinan Kerinduan dalam Mimbar Filosofis | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Dari Cogito Ergo Sum ke Aku Klik Maka Aku Ada | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Satu Data untuk Kemajuan Nusa Tenggara Timur | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Pergeseran Makna Manusia sebagai Makhluk Politik, Dari Polis ke Platform | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Manusia, Makhluk yang Tak Pernah Selesai Berbahasa | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Rini-Kartini.jpg)
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.