Opini

Opini: Sumpah Pemuda 97 Tahun, Mengulang Satu dari Jalan Kramat ke Jalan Desa

Pesan itu menegaskan bahwa tugas kita sebagai bangsa adalah terus menanamkan nilai saling menghormati. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI ZEFIRINUS K LEWOEMA
Zefirinus Kada Lewoema 

Tanggung jawab untuk memperkuat semangat kebersamaan patutlah menjadi bagian dari tugas moral. 

Setiap kebijakan, pelayanan publik serta aspirasi masyarakat hendaklah menjadi cerminan nilai dasar itu: hadir menyatukan, bukan memisahkan. 

Dari Jalan Kramat ke Jalan Desa

Semangat sumpah pemuda harus mengalir sampai ke jalan-jalan desa, meskipun ia lahir di jantung Batavia. 

Desa adalah akar bangsa; tempat nilai-nilai kejujuran, gotong royong, dan kemandirian tumbuh sejak lama. 

Di sana, pengetahuan lokal tidak hanya diwariskan lewat buku, tetapi melalui praktik hidup sehari-hari. 

Petani mengenal waktu menanam dari tanda-tanda alam, nelayan memahami arah angin, dan para ibu menjaga pangan lokal untuk keluarga. 

Inilah bentuk nyata dari kecerdasan tradisional yang membangun ketahanan bangsa. 

Mahatma Gandhi pernah mengatakan: “Ukuran sejati dari suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana bangsa itu memperlakukan rakyatnya yang paling lemah.”

Pembangunan yang berpihak pada rakyat kecil, yang memperhatikan keseimbangan alam, dan yang menempatkan manusia sebagai pusat, adalah wujud penghormatan terhadap nilai itu. 

Kita patut bersyukur karena arah pembangunan nasional saat ini terus berupaya menghadirkan kesejahteraan yang merata, memperkuat desa, dan menumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan. 

Semangat Asta Cita yang menuntun kebijakan pembangunan juga sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda: membangun manusia Indonesia seutuhnya, mengembangkan ekonomi yang inklusif, menjaga lingkungan hidup, dan memperkuat ketahanan sosial. 

Melalui kolaborasi, inovasi, serta penghormatan terhadap kearifan lokal, desa dapat menjadi pusat pertumbuhan baru tanpa kehilangan identitas budayanya. 

Desa bukan hanya halaman belakang pembangunan, tetapi taman depan masa depan Indonesia.

Bahasa Indonesia, Jiwa yang Menyatukan

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved