Opini

Opini: Konflik Israel-Palestina dan Dekontruksi Hati Nurani

Konflik keduanya sudah berlangsung lama, kurang lebih sudah seabad lamanya sejak setahun sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Gebrile Mikael Mareska Udu. 

Oleh karena itu kita tergerak untuk tidak mengorbankan “kemanusiaan” kita demi tujuan tertentu.

Pesan kemanusiaan kedua hendak menggarisbawahi kedudukan martabat manusia yang jauh melampaui kekuasaan atau sistem politik. Martabat manusia mestinya tidak menjadi korban ambisi kekuasaan, kepentingan geopolitik dan agenda ideologis. 

Sekiranya konflik antara Israel dan Palestina tidak menjadi contoh untuk dilakukan di lain tempat. 

Nilai-nilai kemanusiaan harus menjadi opsi utama dalam setiap sistem kekuasaan karena sejatinya tidak ada kemenangan kuasa yang sah dibangun di atas penderitaan manusia.

Pesan kemanusiaan terakhir adalah pentingnya usaha merubah cara pandang kita terhadap konflik ini. 

Terkadang konflik dilihat sebagai sesuatu yang “biasa-biasa saja” dan lebih ironisnya menjadi ajang untuk mencari pembenaran politik padahal telah meluluhlantahkan kehidupan banyak orang. 

Kita tidak sedang mencari siapa yang paling benar dan hebat tetapi bagaimana kita harus menyelamatkan mereka yang menderita. 

Oleh karena itu penting sekali usaha untuk mencari jalan damai dalam setiap konflik. (*)
 
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved