Filosofi ini terwujud fisik dalam Rumah Adat Sumba (Uma Mbatangu atau Uma Bokulu).
Beratap menjulang runcing bagai menembus langit, ia adalah representasi kosmologi dan strata sosial.
Kuda sandelwood — simbol kekuatan dan kebanggaan — menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan upacara adat.
Masyarakat Sumba hidup dalam simbiosis erat dengan alam dan tradisi. Ngaro (bertani-ladang) dilakukan dengan kearifan lokal yang menghormati siklus alam.
Di balik kekuatan tradisi, terselip hospitalitas tulus. Senyum ramah dan sambutan terbuka warga Sumba adalah bukti nyata keramahan Nusantara.
Mereka hidup sederhana, namun kaya kebersamaan dan penghormatan pada adat.
Epilog: Pesona yang Langka
Pesona Sumba terletak pada perpaduan sempurna: savana perkasa, bukit memantulkan cahaya, pantai berdebur magis, air terjun tersembunyi — bersatu dengan budaya terjaga penuh makna.
Sumba bukan sekadar destinasi. Ia adalah pengalaman menyelami jiwa Nusantara yang masih asli.
Pulau di mana waktu seolah berjalan dalam irama berbeda, menjaga warisannya agar abadi bersinar.
Sumba adalah tempat yang indah untuk investasi di sektor pariwisata dan peternakan, atau agrowisata dan agroindustri. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News