Oleh: Pascal S Bin Saju
Wartawan senior asal Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM - Di timur Nusantara menyembul sebuah permata purnama. Bukan hanya oleh alam dramatisnya, melainkan keteguhan budaya yang mengakar dalam.
Inilah Pulau Sumba, bernapas dalam sabana luas yang ditingkahi ringkikan kuda sandelwood perkasa.
Seperti sang tetangga Timor, Sumba menghadirkan epik savana membentang, pantai memesona, dan bukit hijau memanggil petualang.
Jiwanya terpancar dari tradisi megalitik megah, tenun bercerita, dan upacara adat penuh magis, di mana kepercayaan kuno Marapu masih hidup menghidupi.
Dari Sabana ke Samudra
Mari kita menjelajahi Sumba mulai dari punggung Bukit Tanarara di jantung Sumba Timur, yang dirajut dari cahaya dan ilalang.
Hijau di musim hujan, kuning keemasan saat kemarau — lanskapnya bagai Afrika yang mistis.
Ini "katedral purba" tempat langit dan bumi berbisik dalam bahasa sabana.
Saat fajar, mentari menyapu puncak landainya, membelai padang ilalang berkilau bak perunggu cair.
Siang hari, ultraviolet menyengat mengukir kontur bukit secara dramatis: bayangan lembah menggelap, lereng bersinar emas, ilalang berdesir diterpa angin dan ringkikan kuda sandelwood liar yang berlari bebas.
Siluet anggunnya terpantul di langit biru, menjadi nyanyian abadi tanah ini.
Senja mengubah segalanya. Cahaya hangat menyapu gradien memukau: savana keemasan berubah menjadi nuansa ungu-lavender (ungu kebiruan) dan tembaga.
Setiap helai ilalang berpijar sesaat sebelum malam, suasana sakral seolah membuat waktu berhenti menghormati peralihan hari.
Tanarara adalah "puisi tiga dimensi", yang ditulis cahaya pagi, ultraviolet siang, dan senja yang tenang.
Pairi-nya bukan sekadar pemandangan, melainkan nadi kehidupan: tempat menggembala, inspirasi motif tenun, dan panggung ritual Pasola. Setiap bukit adalah saksi bisu tradisi Marapu.
Dari tengah savana, betolak ke pesisir barat daya Sumba. Pantai Nihi Sumba menyambut dengan keindahan purba: pasir putihnya yang halus dan ombak legendaris bergulung dahsyat dari samudera luas.
Bagi jetsetter global dan peselancar profesional, Nihi adalah surganya.
Occy’s Left, spot selancar terbaik dinamai dari legenda Mark Occhilupo, menawarkan left-hander terpanjang di Indonesia.
Sumba juga menyimpan rahasia: Air Terjun Lapopu yang jatuh bebas membentuk oasis tersembunyi, pantai memikat Mananga Aba dan Mandorak, serta Danau Waikuri yang unik di Sumba Barat.
Warisan yang Berdenyut
Di jantung Sumba, budaya adalah napas kehidupan. Tradisi megalitik tegak dalam makam batu raksasa — monumen abadi untuk leluhur sekaligus simbol status.
Tidak kalah memesona adalah kain tenun ikat Sumba. Setiap helai benang, setiap motif rumit seperti pawole (kuda), manu (ayam), atau naga, bukan sekadar hiasan, melainkan penutur kisah: status sosial dan filosofi hidup yang ditenun dengan kesabaran dan ketrampilan tradisonal turun-temurun.
Motif pawole (kuda) dengan surai berkibar dan kaki melayang melambangkan kekuasaan dan kendaraan arwah menuju surga Marapu.
Manu (ayam) adalah perlambang keseimbangan dunia nyata-gaib: jengger merahnya keberanian, bulu ekor runcingnya kewaspadaan.
Naga hawu — ular berkaki empat bersisik geometris — adalah penjaga alam bawah tanah dan kesuburan.
Puncak kekuatan budaya Sumba terwujud dalam upacara adat, yang memadukan ritual, keberanian, dan spiritualitas.
Pasola, perang ketangkasan berkuda dengan lembing kayu, adalah atraksi magis pemulih keseimbangan alam dan ungkapkan syukur.
Selain itu, upacara Ratu Pantadu (ritual pengobatan) dan Wulla Podu (tahun baru Marapu) memperkaya khazanah tradisi yang tetap hidup.
Intinya adalah Kepercayaan Marapu, penghormatan pada arwah leluhur dan kekuatan alam yang mengatur tata kehidupan.
Filosofi ini terwujud fisik dalam Rumah Adat Sumba (Uma Mbatangu atau Uma Bokulu).
Beratap menjulang runcing bagai menembus langit, ia adalah representasi kosmologi dan strata sosial.
Kuda sandelwood — simbol kekuatan dan kebanggaan — menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan upacara adat.
Masyarakat Sumba hidup dalam simbiosis erat dengan alam dan tradisi. Ngaro (bertani-ladang) dilakukan dengan kearifan lokal yang menghormati siklus alam.
Di balik kekuatan tradisi, terselip hospitalitas tulus. Senyum ramah dan sambutan terbuka warga Sumba adalah bukti nyata keramahan Nusantara.
Mereka hidup sederhana, namun kaya kebersamaan dan penghormatan pada adat.
Epilog: Pesona yang Langka
Pesona Sumba terletak pada perpaduan sempurna: savana perkasa, bukit memantulkan cahaya, pantai berdebur magis, air terjun tersembunyi — bersatu dengan budaya terjaga penuh makna.
Sumba bukan sekadar destinasi. Ia adalah pengalaman menyelami jiwa Nusantara yang masih asli.
Pulau di mana waktu seolah berjalan dalam irama berbeda, menjaga warisannya agar abadi bersinar.
Sumba adalah tempat yang indah untuk investasi di sektor pariwisata dan peternakan, atau agrowisata dan agroindustri. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News