Opini
Opini: OVOP dan Revolusi Ekonomi dari Pinggiran
Di tengah kegamangan itu, Program One Village One Product (OVOP) di NTT setidaknya hadir sebagai angin segar.
Editor:
Dion DB Putra
Contohnya, bukan hanya menjual kopi dari Bajawa, tetapi menceritakan bagaimana kopi itu ditanam dalam ritual adat, dipanen dengan gotong royong, dan disangrai oleh generasi yang menjaga rasa dan tradisi.
Inilah yang membuat produk lokal tak tergantikan oleh pabrikan besar: ia lahir dari tempat, waktu, dan komunitas yang otentik.
Jika pemerintah daerah benar-benar ingin OVOP berumur panjang dan berdampak luas, maka membangun ekosistem narasi desa harus dijadikan fondasi utama.
Sebab hanya lewat cerita yang hidup dan terhubung, desa bisa berdiri sejajar dengan pasar. Bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai pemilik panggung. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Tags
Ernestus Holivil
Program OVOP
One Village One Product
Emanuel Melkiades Laka Lena
Nusa Tenggara Timur
Opini Pos Kupang
Berita Terkait
Berita Terkait:#Opini
Opini: Memadukan Deep Learning dan Deep Teaching |
![]() |
---|
Opini: Rp 50 Juta untuk Rumah DPR, Rakyat Masih Sulit Bayar Rumah Sakit |
![]() |
---|
Opini: Menata Ulang Tata Kelola Anggaran Daerah, Refleksi dari OBS 2023 dan Temuan BPK NTT |
![]() |
---|
Opini: Balada Negeri Tabola Bale |
![]() |
---|
Opini: Segel dan Selempang, Dua Wajah Kekuasaan Di Hari Yang Sama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.