Opini
Opini: Ketika Esensi Kemerdekaan Dibolak Balik oleh Lagu Tabola Bale
Irama gembira yang dibalut sentuhan gerakan kaki penuh energik dan kekinian, lirik sederhana namun menyentuh psikologis manusia..
Kepopulerannya sebagai “lagu rakyat modern” memang tak terbantahkan.
Makna lagu tabola bale sendiri merupakan ungkapan lokal yang menggambarkan perasaan seseorang yang mengalami gejolak hati maupun pikiran seperti suasana jungkir balik.
Ini murni sebagai sebuah ekspresi situasi hati yang kacau karena cinta atau suasana hati yang menggebu-gebu yang muncul secara tiba-tiba.
Jika ditilik dari segi makna syair dan diksi, lagu tersebut hanya sedikit terkait dengan nilai perjuangan dan sama sekali tidak mewakili kisah rumitnya memperoleh kemerdekaan sehingga pantas dipamerkan di panggung terhormat. Ini murni euforia belaka.
Tabola Bale Mereduksi Kesakralan Istana
Ketika lagu ini dibawa masuk ke ruang paling sakral negara, yakni Istana Negara Jakarta dalam perayaan HUT RI ke-80, ini kemudian menimbulkan tanda tanya besar.
Terlepas salah satu personelnya (Juan Reza) tidak terlibat tampil di Istana Merdeka, apakah kepopulerannya layak dijadikan tolok ukur untuk mereduksi kesakralan momentum kebangsaan?
Keputusan pihak Istana dalam hal ini panitia perayaan menjadikan lagu tabola bale sebagai lagu utama pascaupacara kenegaraan memunculkan ironi yang tajam.
Lagu ini dari segi makna tidak pas dan pantas untuk mengisi ruang yang mestinya diwarnai syair perjuangan, lagu-lagu nasional, atau lagu daerah yang sarat makna dan penuh refleksi pasca upacara.
Pesan reflektif tentang pengorbanan pahlawan dan nilai-nilai kebangsaan terpaksa dipinggirkan demi memberi tempat bagi sebuah lagu yang lebih menekankan pada hiburan sesaat dan sesat.
Karena sejatinya rakyat tidak perlu dihibur terlalu banyak di tengah kondisi serba kurang saat ini.
Panitia perayaan HUT RI ke-80 di Istana terjebak oleh viralnya lagu tanpa berpikir efek tersembunyi secara psikologis di balik judul lagu tersebut bagi kelangsungan hidup bangsa dan kecintaan pada NKRI di arus bawah.
Keputusan memasukan lagu tabola bale dalam situasi resmi kenegaraan bukan sekadar persoalan estetika musik, tetapi mencerminkan bagaimana negara secara diam diam mulai menukar nilai-nilai luhur dan kharisma perjuangan pahlawan masa lalu kemudian diganti dengan lagu viral yang berdampak sesaat.
Lagu ini beserta goyangannya akan hilang bersama waktu seperti nasib lagu "Ojo Dibandingkaen" yang pernah menghebohkan istana di era Jokowi karena tersisi secara berlahan oleh lagu-lagu viral berikutnya.
Akibat kehadiran lagu tersebut, momentum sakral sekali setahun
menyalakan api semangat melalui lagu-lagu perjuangan yang sah dan sakral di hari sakral HUT Kemerdekaan RI menjadi redup seketika karena ditutupi oleh lagu basa basi dan penuh sensasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.