Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 6 Agustus 2025, "Menempuh Jalan Kemuliaan"
Dalam penampakan itu mereka berbicara tentang tujuan kepergiaan-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, yakni kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 6 Agustus 2025
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36
Warna Liturgi Putih
Menempuh Jalan Kemuliaan
Hari ini adalah hari penuh kemuliaan Tuhan. Pada hari ini kita merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya di atas sebuah Gunung, yang lazimnya disebut Gunung Tabor. Ketiga murid Yesus yang terkasih,
Petrus, Yohanes dan Yakobus, dibawa Yesus untuk ikut naik ke atas gunung.
Lukas mencatat bahwa di atas gunung, ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau–kilauan. Saat itulah Yesus sebagai Anak Allah tampak dalam kemuliaan Surgawi.
Dalam kemuliaanNya, tampaklah dua tokoh Perjanjian Lama: Musa, pemberi hukum dan Elia, sang nabi. Mereka hadir sama-sama dalam kemuliaan sebagai tanda bahwa Yesuslah yang akan memenuhi pengharapan umat Allah.
Dalam penampakan itu mereka berbicara tentang tujuan kepergiaan-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, yakni kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Sementara Yesus berdoa, Petrus dan teman-temannya tertidur.
Mereka juga melakukan hal yang sama, ketika Yesus berdoa di Taman Getsemani. Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita (Luk 22:45). Yesus pun bertanya, Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (ay. 46).
Di saat Musa dan Elia hendak meninggalkan Yesus, Petrus terbangun. Syukurlah, Petrus masih mendapat kesempatan untuk menyaksikan bagaimana Yesus, Sang Guru, Musa dan Elia berada dalam kemuliaan.
Apa yang dialami oleh Petrus adalah sebuah pengalaman iman yang amat mendalam dan mengesan, tak terlupakan dalam hidupnya sebagai seorang rasul. Itulah sebabnya, dia mendokumentasikan pengalamannya
di atas gunung itu demikian, Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus (2Ptr 1:17-19).
Kesaksian Petrus itu berdasar. Seperti dicatat oleh Penginjil Lukas sendiri dan kita baca dalam Injil hari ini, Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu , karena ketiga murid itu masuk ke dalam awan yang menaungi
mereka yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
Ketika suara itu terdengar, tampaklah Yesus tinggal seorang diri (Luk 9:35). Penginjil mencatat bahwa ketiga murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang mereka lihat itu (ay. 36b), Petruslah, yang di kemudian hari menceritakan peristiwa tersebut dalam suratnya.
Beberapa hal penting dapat kita renungkan pada Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Pertama, berdoa Rosario Terang. Apabila dalam doa Rosario pada hari ini, baiklah kalau kita menggunakan Persitiwa Terang, Yesus menampakkan kemuliaan-Nya.
Kedua, setia kepada Yesus. Di dalam Yesus ada kemuliaan abadi. Selama hidup ini sebagai orang beriman, perlu setia kepada Yesus, sekalipun diterpa badai kehidupan, sakit penyakit dan derita yang berkepanjangan; kita harus mengalami penderitaan dan salib kehidupan. Sebab aku yakin, kata Rasul Paulus, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Rom 8:18).
Tanpa penderitaan, tidak ada kemuliaan. Ketiga, setia mendengarkan firmanNya. Pada peristiwa kemuliaan terdengarlah suara: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia (Luk 9:35). Mendengarkan Yesus, Sang Guru, adalah aktivitas seorang murid. Selama ia menjadi seorang murid, ia harus mendengarkan gurunya.
Aktivitas mendengarkan bisa saja bikin bosan, jenuh dan lelah. Kita perlu memiliki seni mendengarkan sebagaimana dikatakan oleh Paus Fransiskus, Kita perlu mempraktikkan seni mendengarkan, yang lebih dari sekadar mendengar.
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.