Editorial
EDITORIAL: Rabies dan Kepedulian Kita
RABIES menelan korban jiwa lagi. Kabar pilu teranyar datang dari Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - RABIES menelan korban jiwa lagi. Kabar pilu teranyar datang dari Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Seorang ibu rumah tangga meninggal dunia akibat gigitan hewan penular rabies (HPR) jenis anjing.
Kepergiaan ibu itu sempat viral di media sosial dan mendapat tanggapan beragam dari warganet. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas mengatakan, warga Kampung Watu, Desa Pong Ruan tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Borong, Minggu 3 Agustus 2025.
Telapak tangan kanan korban digigit anjing peliharaannya pada 14 April 2025. Korban dan keluarga tidak pernah melaporkan kepada petugas kesehatan atau pemerintah desa setempat untuk mendapatkan vaksin anti rabies.
Baca juga: 5.239 Warga Manggarai Timur Digigit HPR, 8 Diantaranya Meninggal Dunia
Wanita itu baru dibawa ke rumah sakit setelah merasakan gejala klinis berupa takut pada air dan keringat berlebihan sejak 1 Agustus 2025.
Peristiwa serupa bukan yang pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Korban rabies meninggal dunia digigit hewan peliharaan sudah berulangkali terjadi. Mereka baru dilarikan ke rumah sakit ketika kondisinya sudah parah. Umumnya tidak terselamatkan. Air mata duka keluarga bercucuran.
Data rabies dari Dinas Peternakan Provinsi NTT mestinya membuka mata dan kesadaraan kita bahwa masalah ini jangan dipandang sepele. Tren kasus rabies dan jumlah kematian terus meningkat saban tahun.

Pada tahun 2023 jumlah korban gigitan anjing di NTT sebanyak 20.705 kasus. Korban yang meninggal dunia 35 orang.
Pada tahun 2024 meningkat lagi yaitu gigitan HPR mencapai 30.046 kasus dengan kematian mencapai 46 orang. Sampai bulan 15 Mei tahun 2025, kasus gigitan HPR 2.149 dengan kematian 10 orang.
Pemerintah daerah melalui instansi terkait sesungguhnya tidak berpangku tangan menghadapi masalah rabies.
Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Warga Pong Ruan Manggarai Timur Meninggal Dunia Digigit Anjing Rabies
Berbagai langkah seperti sosialisasi bahaya rabies serta cara mencegah rutin dilakukan meskipun hasilnya belum memadai. Penanganan rabies di Provinsi NTT masih menyimpan kekurangan di sana-sini.
Akan tetapi ada sesuatu yang jauh lebih mencemaskan yaitu sikap apatis masyarakat terhadap rabies. Rabies telah melanda wilayah NTT selama puluhan tahun.
Namun, kesadaran untuk vaksin hewan peliharaan seperti anjing dan kucing masih minim untuk tidak mengatakan jalan di tempat.
Orang merasa biasa saja meskipun anjing kesayangannya tidak divaksin. Baru dipandang sebagai masalah ketika dapat gigitan hingga menyebabkan kematian.
Bahkan kematian karena rabies baru benar-benar menikam kesadaran kalau menimpa keluarga sendiri. Kalau melanda orang lain seolah itu bukan menjadi urusan kita.
Baca juga: Indonesia Serahkan 2.000 Vial Vaksin Anti Rabies kepada Pemerintah Timor-Leste
Kesadaran untuk menggugah kepedulian bahwa rabies adalah masalah anda dan saya perlu terus disuarakan di bumi NTT. Jangan pernah bosan mengatakan kepada siapapun juga disertai aksi konkret mencegah jatuhnya korban jiwa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.