Editorial

EDITORIAL: Salut untuk Sineas Muda NTT

FILM  pendek “Ru’ Jara: The Journey Begins” adalah angin segar dari Nusa Tenggara Timur. Berlatar budaya lokal dan dialog penuh dalam bahasa Sabu

POS KUPANG/DOK. PRIBADI JHON SANU
RU’JARA - Para pemain sedang mengambil satu adegan Film Ru'jara beberapa waktu lalu. Film ini berhasil masuk dalam 7 nominasi dalam Festival Film Anak Bangsa (FFAB) 2025 di Lampung, termasuk memenangkan Kategori Sutradara Terbaik. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - FILM  pendek “Ru’ Jara: The Journey Begins” adalah angin segar dari Nusa Tenggara Timur. Berlatar budaya lokal dan dialog penuh dalam bahasa Sabu, film ini bukan hanya karya fiksi, melainkan peristiwa kebudayaan.

Apresiasi Gubernur NTT dan Dinas Pariwisata patut dicatat, namun tantangannya bagaimana melangkah dari seremoni ke sistem yang nyata?

Bermodal dana patungan dan peralatan pribadi, Ru’ Jara menunjukkan potensi luar biasa sineas muda NTT.

Tetapi mereka tidak bisa terus dibiarkan berjalan sendiri. Pemerintah harus hadir dengan kebijakan berkelanjutan, dana hibah, pelatihan teknis hingga jaringan distribusi lokal.

Baca juga: FEATURE: Lewat Misi Mengalirkan Kebaikan, 1.380 KK di Adonara Rasakan Air Bersih

Langkah konkret dapat dimulai dari pemutaran gratis di kampung-kampung asal para pembuatnya yakni Kupang dan Sabu.

Ruang pemutaran publik seperti taman budaya, aula desa atau sekolah bisa disulap menjadi bioskop rakyat yang merayakan karya anak sendiri.

Lebih jauh festival film NTT sebaiknya benar-benar inklusif. Tidak sekadar menampilkan karya dari kampus atau kota, tetapi memberi panggung bagi komunitas film desa dan sineas amatir.

Keadilan akses menjadi kunci agar ekosistem ini tumbuh merata.

Genre post-apocalyptic yang dipilih bisa dibaca sebagai refleksi sosial: kehancuran dan harapan, dalam konteks NTT hari ini.

Baca juga: Gubernur NTT Apresiasi Film Pendek “Ru’Jara: The Journey Begins”

Ajakan kolaborasi dari pemerintah untuk proyek film lokal ke depan harus memberi ruang kreativitas penuh, bukan sekadar menjadikan anak muda sebagai pelaksana ide birokrasi. 

Keberanian menggunakan bahasa Sabu adalah langkah penting dalam pelestarian budaya. Semoga ini membuka jalan bagi film-film berbahasa daerah lainnya di NTT.

“Ru’ Jara” telah memulai langkah. Kini giliran pemerintah dan masyarakat memastikan jalan itu tidak berakhir sepi.

Dan, kita memberikan apresiasi penuh kepada para sineas NTT  yang sedang menyelenggarakan Flobamora Film Festival di Kota Kupang 5-9 Agustus 2025.

Festival seperti ini perlu dijadwalkan secara baik dan masuk agenda pemerintah melalui perencanaan program kerja secara sistematis sehingga menjadi agenda tahunan.

Hal tersebut penting dilakukan agar generasi muda maupun sineas di NTT merasa dihargai karya seni mereka.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved