Siswa Keracunan Makanan Gratis
BPOM NTT dan Dinkes Saling Lempar Hasil Uji Sampel MBG Sebabkan Keracunan, BGN Bungkam
Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton bahkan membandingkan tertutupnya SPPG dengan dapur di Rutan atau Lapas.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Darius melanjutkan, keterbukaan itu sangat penting karena itu menyangkut keselamatan anak-anak dan orang lain. Dia berkata, kejadian massal seperti ini akan sangat berimplikasi ke sektor lain.
Ia mencontohkan kejadian ini, jika masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Status ini akan sangat menelan banyak biaya. KLB, kata dia, tidak ditanggung asuransi kesehatan. Pemerintah daerah harus mengeluarkan uang daerah untuk membayar.
Darius berkata, persoalan MBG tidak harus menyalahkan orang tua, anak-anak atau para pihak yang melakukan penolakan. Sebaliknya, penyedia hendaknya bersikap transparan dan menjamin keselamatan penerima.
"Orang boleh datang lihat dapur, bagaimana anda masak, cara anda mengelola dan seterusnya. Kapan saja, tidak masalah. Itu bukan sesuatu yang harus ditutupi," ujarnya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.