Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Orang Tua Siswa SMPN 8 Kupang: Lauk Makanan Bergizi Gratis Basi dan Berulat

Orang tua siswa siswi SMP Negeri 8 Kota Kupang mengungkapkan kondisi Makanan Bergizi Gratis yang disantap anak-anak.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN 
PERIKSA MAKANAN - Polisi memeriksa makanan program Makan Bergizi Gratis di SMPN 8 Kupang pasca siswa keracunan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Orang tua siswa siswi SMP Negeri 8 Kota Kupang mengungkapkan kondisi Makanan Bergizi Gratis yang disantap anak-anak mereka di sekolah.

Winfried Antonio mengatakan, anaknya yang duduk di kelas IX SMPN 8 Kupang sudah beberapa kali mengeluh makanan yang disediakan.

Menurut anaknya, lauk berbau tidak sedap, terasa asam. Salah satu teman anaknya menemukan ulat belatung dalam makanan.

Winfried menerangkan bahwa kejadian seperti ini sudah beberapa kali dialami anaknya dan teman-temannya. Meski sudah disampaikan kepada guru kelas, tidak ada tindak lanjut.

“Menurut anak saya, sudah beberapa kali kejadian seperti itu. Sudah dilaporkan sejak pertama mereka merasakan ada bau yang tidak sedap dari lauknya. Tapi tanggapannya hanya disuruh jangan memakan lauk yang sudah basi. Untuk tindakan dari sekolah, tidak ada informasi,” kata Winfried, Jumat (24/7/2025).

Ia menegaskan, pihak sekolah seharusnya menjalankan fungsi kontrol yang ketat terhadap makanan yang dibagikan kepada siswa.

Baca juga: Trauma Kasus Keracunan di SMPN 8, Ratusan Siswa SMPN 5 Kota Kupang Tolak MBG

Winfried menilai bahwa makanan yang sudah terindikasi tidak layak konsumsi seharusnya dikembalikan dan dilaporkan kepada pihak yang berwenang.

“Terhadap pihak sekolah, lebih ke fungsi kontrol. Kalau sudah terindikasi seperti itu, harusnya makanan dikembalikan dan dilaporkan kepada pihak yang memiliki fungsi kontrol terhadap standar kesehatan makanan gratis, agar segera mengambil tindakan terhadap pihak yang mengadakan MBG,” tegasnya.

Meskipun mendukung program MBG sebagai inisiatif pemerintah untuk mendukung kesehatan siswa, Winfried menekankan pentingnya evaluasi rutin dan penerapan sanksi bagi penyedia makanan yang tidak memenuhi standar.

“Saya mendukung program ini untuk kesehatan dan perkembangan generasi bangsa. Tapi fungsi evaluasi dan sanksi harus berjalan sesuai aturan yang berlaku, supaya pihak penyelenggara MBG memperbaiki kualitas makanan, dan ada sanksi jika mereka dengan sengaja mengabaikan standar,” ujarnya.

Winfried mengaku belum menyampaikan laporan secara langsung kepada pihak sekolah atau dinas, karena menurutnya guru kelas sudah menerima keluhan dari siswa dan seharusnya langsung menindaklanjuti.

“Sekolah harus mengambil tindakan tegas terhadap penyelenggara MBG,” tandasnya.

Ia berharap seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Pemerintah Kota Kupang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, BBPOM hingga DPRD Kota Kupang, benar-benar menjalankan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.

Baca juga: BREAKING NEWS: Siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang Keracunan Makanan Bergizi Gratis

“Ini menyangkut fungsi kontrol yang tidak dijalankan. Semua pihak terkait harus bertindak tegas,” pungkasnya.

Siswa Sakit Perut

Enam siswa SMPN 8 Kupang dilarikan ke RSUD SK Lerik pada Jumat (25/7). Mereka mengalami nyeri perut, mual dan diare.

Sebelumnya, mereka sempat dirawat di RS Mamami pada Selasa (22/7). Setelah kondisi membaik, mereka dipulangkan.

Kemudian pada Jumat saat sedang kegiatan belajar mengajar, siswa siswi merasakan sakit perut sehingga dibawa ke rumah sakit terdekat.

Masih dengan pakaian seragam putih biru, mereka menempati ruangan IGD RSUD SK Lerik. Pada tangan tertancam jarum infus. 

Seorang siswi mengaku masih merasakan nyeri pada perut. “Masih rasa sakit di perut makanya ke sini,” katanya sambil duduk di sebuah kursi dekat pintu IGD.

Dia menyampaikan bahwa teman-temannya juga ada lima orang yang sudah didalam IGD dan sedang mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Roslin Lana mengatakan sebanyak 4 siswa anak yang teridentifikasi keracunan Makanan Bergizi Gratis

“Kami antar ke rumah sakit, ada 5 anak. Empat anak ini adalah yang kemarin sudah sempat dirawat di RS Mamami. Ternyata setelah pulang, mereka masih mengalami BAB sejak tanggal 22,” jelas Maria Roslin Lana, Jumat (25/7). 

Satu siswa lainnya tidak terkait langsung dengan Makanan Bergizi Gratis, melainkan sakit akibat tidak sarapan.

Keempat siswa tersebut kini dirawat intensif di Rumah Sakit SK Lerik Kupang, sementara satu lainnya masih dalam observasi.

Baca juga: 200 Siswa SMPN 8 Kupang Keracunan Makanan, Dokter Sebut Korban Alami Gejala Sejak Senin Siang

Maria Roslin Lana mengaku kondisi siswa cukup mengkhawatirkan. “Ada yang pucat dan lemas, sehingga kami putuskan untuk dibawa ke rumah sakit.”

Menurutnya, para orang tua siswa juga sudah dihubungi dan mendampingi anak-anak mereka di rumah sakit.

Hingga Jumat (25/7), lanjut Maria Roslin Lana, dari total 17 siswa yang dirawat di RS Mamami, delapan siswa di antaranya sudah dipulangkan. Namun 5 siswa kembali dirawat karena kondisi belum membaik.

Pihak sekolah mengaku tidak dapat memastikan penyebab pasti kejadian ini karena masih menunggu hasil uji laboratorium. 

“Kami sudah tanya ke pihak rumah sakit, hasil uji lab butuh waktu sekitar 3-7 hari. Ada sampel yang juga dikirim ke laboratorium luar NTT,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pihak sekolah hanya bertugas mendistribusikan makanan yang disediakan penyedia program MBG.

“Sekolah tidak melakukan pengecekan rasa atau kualitas makanan karena jumlah porsi sesuai data siswa. Tidak ada makanan lebih untuk dicicipi,” ujarnya. (uan/ria/Iar) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved