Keracunan Makanan Bergizi Gratis
Kepsek SMPN 8 Kupang Ungkap Kondisi Siswa yang Keracunan MBG: Mengkhawatirkan
Keempat siswa tersebut kini dirawat intensif di RS SK Lerik Kupang, sementara satu lainnya masih dalam observasi.
Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Kasus dugaan keracunan makanan di SMP Negeri 8 Kupang kembali menjadi sorotan setelah lima siswa kembali dilarikan ke rumah sakit pada Jumat 25 Juli 2025 pagi.
Empat di antaranya diketahui sempat dirawat di Rumah Sakit Mamami pada 22 Juli lalu, namun kembali mengalami gejala diare, bahkan tiga siswa di antaranya dilaporkan mengalami buang air besar (BAB) berdarah.
Kepala Sekolah SMPN d8 Kupang Dra. Maria Th. Roslin S. Lana mengatakan sebanyak 4 siswa anak yang teridentifikasi keracunan MBG.
“Kami antar ke rumah sakit, ada 5 anak. Empat anak ini adalah yang kemarin sudah sempat dirawat di RS Mamami. Ternyata setelah pulang, mereka masih mengalami BAB sejak tanggal 22,” jelas Kepala SMPN 8 Kupang, saat diwawancarai POS-KUPANG. COM, Jumat (25/7).
Satu siswa lainnya tidak terkait langsung dengan peristiwa konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG), melainkan sakit akibat tidak sarapan. Keempat siswa tersebut kini dirawat intensif di RS SK Lerik Kupang, sementara satu lainnya masih dalam observasi.
Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kupang Dra. Maria Th. Roslin S. Lana, mengatakan, kondisi siswa cukup mengkhawatirkan.
“Ada yang pucat dan lemas, sehingga kami putuskan untuk dibawa ke rumah sakit,” kata Kepala Sekolah. Para orang tua siswa juga sudah dihubungi dan mendampingi anak-anak mereka di rumah sakit.
Hingga pagi ini, dari total 17 siswa yang sebelumnya dirawat di RS Mamami, sebanyak 8 siswa telah dipulangkan. Namun, 5 siswa kembali dirawat pada 25 Juli 2025 karena kondisi belum membaik.
Baca juga: Orang Tua Siswa SMPN 8 Kupang: Lauk Makanan Bergizi Gratis Basi dan Berulat
Pihak sekolah mengaku tidak dapat memastikan penyebab pasti kejadian ini karena masih menunggu hasil uji laboratorium.
“Kami sudah tanya ke pihak rumah sakit, hasil uji lab butuh waktu sekitar 3-7 hari. Ada sampel yang juga dikirim ke laboratorium luar NTT,” jelas Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah menegaskan pihaknya hanya bertugas mendistribusikan makanan yang disediakan program MBG.
“Sekolah tidak melakukan pengecekan rasa atau kualitas makanan karena jumlah porsi sesuai data siswa. Tidak ada makanan lebih untuk dicicipi,” ujarnya.
Menu MBG pada 22 Juli 2025 diketahui terdiri dari nasi, daging sapi, sayur bunga pepaya, daun singkong, tahu, serta buah (pisang dan melon). Saat ini, distribusi MBG untuk SMPN 8 Kupang dihentikan sementara menunggu hasil investigasi.
“Kami menunggu arahan lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kota Kupang. Untuk sementara, siswa diminta membawa bekal dari rumah,” pungkas Kepala Sekolah.
Pihak sekolah mengapresiasi pelayanan cepat dari RS SK Lerik. “Anak-anak langsung ditangani, ada yang diinfus dan disuntik. Empat siswa dipastikan rawat inap untuk observasi lebih lanjut,” kata Kepala Sekolah.
Kasus ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk tim dari MBG Nasional yang telah mengunjungi rumah sakit untuk melihat kondisi siswa. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Kaji dan Cermati Program MBG di NTT, Ombudsman Minta SPPG Tidak Tertutup |
![]() |
---|
Orang Tua Siswa SMPN 8 Kupang: Lauk Makanan Bergizi Gratis Basi dan Berulat |
![]() |
---|
Dapur Makanan Begizi Gratis di Tambolaka SBD Berhenti Beroperasi Pascasiswa SMA Keracunan |
![]() |
---|
Bukan Hanya di SMKN 2 dan SMAN 1 Kota Tambolaka, Siswa SMK Don Bosco Weepangali Juga Keracunan MBG |
![]() |
---|
Bupati Ratu Wulla Minta Berikan Pelayanan Terbaik Kepada Ratusan Siswa yang Keracunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.