Kepala BPBD Belu Ditemukan Tewas

Polres Belu Tunggu Tim Bid Dokkes Polda untuk Lakukan Autopsi Kepala BPBD

Sebelumnya, istri almarhum, Maria Fransiska Suri Asten, meminta agar dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. 

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
TEMPAT KEJADIAN PERKARA - Jajaran Polres Belu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait penemuan jenazah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belu, Fransiskus Xaverius Asten, di Kilo 8, jalan menuju Atapupu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Minggu (9/11/2025). 

Ringkasan Berita:

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Menanggapi permintaan keluarga untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Kepala BPBD Kabupaten Belu, Fransiskus Xaverius Asten, pihak kepolisian memastikan telah menindaklanjuti permintaan tersebut.

Kapolres Belu, AKBP I Gede Eka Putra Astawa, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan permintaan autopsi ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda NTT.

“Sudah diajukan ke Bid Dokkes Polda dan saat ini masih menunggu kedatangan tim autopsi dari Bid Dokkes Polda,” ujar Kapolres saat dikonfirmasi, Minggu (9/11/2025) malam.

Lebih lanjut, Kapolres menyebut penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk mengungkap penyebab pasti meninggalnya almarhum.

“Saat ini masih dilakukan pemeriksaan saksi-saksi dan masih dalam tahap penyelidikan,” tambahnya.

Baca juga: Diduga Ada Kejanggalan, Keluarga Minta Jenazah Kepala BPBD Belu Diotopsi

Diketahui, autopsi tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kematian almarhum Frans Asten, yang sebelumnya ditemukan telah meninggal dunia di jalur Kilo 8, jalan menuju Atapupu, Kecamatan Kakuluk Mesak, setelah dilaporkan hilang sejak Jumat malam (7/11/2025).

Sebelumnya, istri almarhum, Maria Fransiska Suri Asten, meminta agar dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. 

Permintaan autopsi dilakukan setelah pihak keluarga sepakat agar dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap jenazah atau autopsi. 

“Kami dari pihak keluarga sepakat untuk dilakukan autopsi, supaya lebih jelas penyebab kematiannya,” ujar Maria Fransiska saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, di RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua, Minggu (9/11/2025).

Menurutnya, keluarga merasa ada kejanggalan dalam peristiwa tersebut. Ia menjelaskan, sejak dikabarkan hilang, pihak keluarga sudah melakukan upaya pencarian sendiri di sejumlah lokasi.

“Kami keluarga sudah menyisir dari Sesekoe, Kelurahan Umanen sampai di Ainiba, tapi tidak menemukan. Karena itu kami minta kepolisian untuk memeriksa lebih dalam,” katanya.

Maria Fransiska juga menuturkan, dokter telah melakukan pemeriksaan fisik luar, tetapi belum sampai pada pemeriksaan mendetail, karena itu keluarga meminta untuk dilakukan autopsi. 

“Tadi dokter hanya periksa fisik bagian luar tubuh saja,” ungkapnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved