Opini

Opini: Anak Dalam Ruang Digital, Lindungi Hati Mereka

Dunia digital bagaikan pedang bermata dua, menawarkan konektivitas global dan akses informasi tak terhingga, namun di balik itu tersimpan ancaman  

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Inosensius Enryco Mokos 

Pemerintah juga bertanggung jawab meluncurkan program edukasi nasional masif tentang literasi digital dan keamanan siber, menyasar anak-anak, orang tua, dan pendidik. 

Selain itu, pemerintah harus mendorong penyedia layanan internet dan platform digital mengimplementasikan fitur keamanan dan mekanisme pelaporan yang lebih baik guna melindungi pengguna anak-anak. 

Terakhir, kerja sama internasional menjadi esensial dalam memerangi kejahatan siber lintas batas, mengingat sifat global internet itu sendiri.

Untuk mewujudkan ruang digital yang aman bagi anak, diperlukan serangkaian saran dan strategi terbaik yang terintegrasi. 

Pendidikan holistik literasi digital harus diimplementasikan secara komprehensif, baik melalui kurikulum sekolah maupun "diskusi meja makan" di keluarga. 

Program komunitas juga dapat menjadi wadah efektif untuk lokakarya keamanan siber bagi orang tua. 

Pemanfaatan teknologi untuk keamanan juga krusial, dengan edukasi orang tua tentang fitur kontrol dan promosi aplikasi keamanan siber.

Harus dipastikan pula mekanisme pelaporan yang mudah diakses dan responsif untuk kasus perundungan atau konten berbahaya.

Kolaborasi multi-pihak adalah kunci keberhasilan, di mana pemerintah bekerja sama dengan platform digital untuk kebijakan perlindungan anak yang ketat, kemitraan kuat antara orang tua dan sekolah, serta pelibatan organisasi masyarakat sipil. 

Terakhir, kampanye kesadaran berkelanjutan harus diluncurkan secara nasional dan masif, menggunakan berbagai media dan melibatkan figur publik untuk menyebarkan pesan tentang bahaya siber dan urgensi literasi digital. 

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia," kata Nelson Mandela, sebuah filosofi yang relevan dalam konteks digital ini. 

Seperti yang diungkapkan Elaine Halligan, "Kuncinya adalah mengajari mereka bagaimana aman dengan teknologi, karena pada akhirnya, kita ingin anak-anak kita mengendalikan teknologi, daripada merasa teknologi yang mengendalikan mereka."

Hari Anak Nasional adalah pengingat bahwa anak-anak adalah aset bangsa yang paling berharga dan penentu masa depan. Di era digital ini, tanggung jawab kita untuk melindungi mereka menjadi semakin besar dan kompleks. 

Dengan fondasi literasi digital yang kokoh, komunikasi yang terbuka dan jujur, pengawasan yang bijaksana, serta regulasi dan penegakan hukum yang tegas, kita dapat secara kolektif menciptakan ruang digital yang aman, positif, dan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia. Semoga! (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved