Opini

Opini: Ketika Algoritma Menentukan Kebenaran

Ia menawarkan dunia yang begitu luas, mudah dijangkau, dan banyak peluang untuk memperkaya wawasan individu. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

Pertama, setiap pengguna perlu secara aktif menghindari resistensi terhadap informasi baru. Sikap terbuka, tanpa berarti mudah percaya, menjadi fondasi penting bagi literasi digital yang sehat. 

Kita perlu memberikan ruang keberagaman perspektif dengan pikiran holistik dan tidak serta merta menolak hanya karena informasi itu berbeda dari keyakinan pribadi.

Kedua, cek dan ricek menjadi prinsip utama dalam menguji validitas informasi. Mengkritisi sebuah sumber untuk melihat data yang disajikan sumber tersebut (akurat atau tidak). 

Cari referensi pembanding, gali informasi dari berbagai kanal, dan uji dengan nalar kritis. Jangan biarkan algoritma membatasi kita hanya pada satu sisi narasi.

Ketiga, penting bagi setiap pengguna untuk menyadari dan melawan sistem operasi algoritma digital yang mempersempit akses terhadap informasi global. 

Kita bisa mengganggu algoritma dengan sengaja mencari topik yang tidak biasa, mengeklik konten yang di luar kebiasaan kita, atau mengikuti akun yang menawarkan sudut pandang berbeda. 

Langkah kecil ini bisa membuka kembali jendela informasi yang lebih luas. Namun, tetap melakukan cek dan ricek.

Akhirnya, konsistensi dalam literasi digital adalah kunci. Bijak bermedia tidak cukup hanya dengan mengetahui cara menggunakan platform, tetapi juga memahami dampak sosialdan kognitif dari setiap interaksi digital. 

Kita perlu memperlakukan media digital bukan sekadar sebagai hiburan atau pelarian, tetapi sebagai ruang intelektual yang bisa membawa kita pada pemahaman yang lebih luas, melampaui ketertarikan personal, dan mengedepankan nilai kebenaran universal. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved