Opini

Opini: Ketika Algoritma Menentukan Kebenaran

Ia menawarkan dunia yang begitu luas, mudah dijangkau, dan banyak peluang untuk memperkaya wawasan individu. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

Maka muncul pertanyaan besar: apakah benar media digital memperkaya wawasan kita, atau justru menjerumuskan kita ke dalam perangkap keterbatasan berpikir?

Pengaruh Filter Bubble dan Echo Chamber

Ada dua konsep yang dapat menjelaskan fenomena ini yaitu filter bubble dan echo chamber. 

Filter bubble (gelembung filter/epistemik) mengacu pada sistem algoritma yang hanya memungkinkan pengguna mengakses konten atau informasi yang sesuai dengan perilaku atau kebiasaan di internet atau web (Wulandari, dkk, 2021). 

Filter bubble pertama kali diperkenalkan oleh Eli Pariser dalam acara Ted Talk (2011). 

Dia menyadari kehadiran media digital seperti Facebook memiliki sistem algoritma untuk memunculkan topik-topik yang sering diklik di Facebook. 

Dalam konteks saat ini, apabila dalam bermedia (Tiktok, Youtube, Instagram) pengguna sering melihat konten-konten yang bernuansa politik, maka algoritma akan memungkinkan pengguna untuk memperoleh konten serupa.

Sementara echo chamber atau ruang gema adalah suatu lingkungan yang membuat pengguna hanya menemukan informasi yang memperkuat pendapat atau pandangannya sendiri (GCFLearns, 2019). 

Echo chamber dapat menjadi alat yang baik untuk mendukung, memperkuat kekuasaan melalui kontrol epistemik (Nguyen, 2018). 

Algoritma akan mengelompokkan pendapat yang sama dalam satu ruang dengan mendiskreditkan pendapat lain yang bertentangan dengannya.

Akibatnya, ketika pengguna berinteraksi di ruang digital, mereka cenderung menolak wacana yang kontradiktif. 

Pendapat yang berbeda atau dianggap “beroposisi” seringkali tidak hanya diabaikan, tetapi juga diserang bahkan disingkirkan. 

Mereka akan terus-menerus menyuarakan pandangan yang benar-benar mendukung pandangan mereka sendiri. 

Pada titik ini, masyarakat digital tidak lagi mencari informasi, melainkan konfirmasi (Nichols, 2017).

Apa pun yang meneguhkan keyakinan mereka sebelumnya adalah valid. Era Pasca-kebenaran Gejala ini menjadi semakin parah di era pasca-kebenaran. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved