Opini
Opini: Critical Thinking Terkurung di Kotak AI
Ada begitu banyak produk/tipe AI yang ditawarkan untuk membantu pekerjaan manusia, baik AI gratis maupun berbayar.
Sayangnya, pemanfaatan AI tak dibarengi check and recheck yang pada akhirnya mencetus plagiarisme, kekerdilan berpikir kritis, dan keharapgampangan.
Pada umumnya, hanya berserah diri pada prinsip “terima jadi”, lantas meniadakan keaslian berpikir.
Agar terkesan diakui sebagai penulis/peneliti produktif dan/atau untuk memenuhi kewajiban tertentu, AI kian diperah untuk memproduksi teks.
AI laksana “sapi perah” yang siap kapan saja untuk diperah. Susunya diambil kapan saja bila hendak.
Susu yang diambil langsung diminum tanpa diolah lagi. Inilah fenomena penggunaan AI yang terjadi saat ini.
Candu AI Putuskan Otot Nalar Kritis
Menjalarnya penggunaan AI ke dalam ruang-ruang akademik/profesional mengakibatkan kecanduan yang cukup tinggi.
Selalu bertanya pada AI untuk mendapat jawab dan menyuruh AI menulis akan selalu membangkitkan libido “lekas dapat”.
AI adalah opium bagi para penggunanya. Yang tidak cerdas menggunakan AI akan kian terkurung dalam kotak kepandiran. Yang candu terhadap AI akan terputus otot nalar kritisnya.
Mengandalkan AI sepenuhnya akan menjerumuskannya ke dalam sesat pikir. Logika pun menjadi pincang.
Tak runut alur pikirnya ketika tidak menyunting, merevisi, atau memverifikasi hasil kerja AI.
Sejatinya, AI hanyalah alat bantu. Ya, hanyalah perkakas bantu, bukan pencipta.
Manusialah yang menciptakan dan mengendalikannya. AI yang digunakan secara berlebihan akan menimbulkan atrofi kognitif.
Manusia akan kehilangan kedalaman penalaran, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah. Lagi-lagi, AI hanyalah mesin penolong.
Dikatakan demikian karena ia hanyalah sarana untuk membantu manusia menyediakan apa yang dibutuhkan, sementara pengolahan seutuhnya merupakan tugas manusia. AI tidak memproduksi nalar kritis lantaran ia bukanlah manusia sejati.
Viktorius P. Feka
Artificial Intelligence
NTT
Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM
Opini Pos Kupang
Universitas Citra Bangsa Kupang
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.