Opini

Opini: Du'a Ngga'e Sebagai Wujud Tertinggi Dalam Keyakinan Masyarakat Ende Lio  NTT

Keyakinan akan adanya wujud tertinggi tersebut diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ritus, doa, nyanyian, tarian, simbol, dan lain-lain. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Boy Waro 

 Segala macam fungsi, kegunaan, dan seluruh persoalan yang berkaitan dengan Kanga, hanya diketahui oleh seorang mosalaki. 

Maka tidak heran jika hingga saat ini, banyak orang Ende-Lio yang tidak sungguh-sungguh paham tentang Kanga. Hal ini merupakan dampak dari sakralitas Kanga yang hanya dieksklusifkan kepada mosalaki.(5) 

Kesimpulan

Kebudayaan Ende-Lio adalah hidup manusia Ende-Lio itu sendiri. Di sana tergambar jelas relasi mereka dengan Du’a Ngga’e sebagai wujud tertinggi yang tampak dalam upcara adat atau pun ritus-ritus di Kanga. 

Kesadaran ini mengungkapkan keyakinan masyarakat Ende-Lio akan adanya wujud tertinggi yang menjadi asal muasal segala sesuatu dan pusat
hidup mereka. 

Oleh karena itu, sebagai sebuah produk kebudayaan yang mengandung nilai luhur dan mulia, praktik religiusitas akan Du’a Ngga’e sebagai realitas tertinggi mesti dijaga dan dipelihara terus menerus. 

Keyakinan masyarakat Ende-Lio akan Dua Nggae sudah ada jauh sebelum agama-agama modern seperti Kristen diperkenalkan. 

Oleh karena itu, Gereja Katolik sebagai sebuah institusi religius yang masuk dalam kebudayaan suku Ende-Lio, Flores, sejatinya harus tetap menghormati dan menghargai kebudayaan lokal setempat. 

Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam praktik pemujaan terhadap Du’a Ngga’e sebagi wujud tertinggi atau Yang Mahakudus, tidak serta merta dihapus karena dianggap menyesatkan iman akan Allah. 

Gereja mesti melakukan dialog dengan kebudayaan lokal setempat sehingga iman yang ditaburkan Gereja bisa bertumbuh dalam corak kebudayaannya yang khas, yakni dalam kebudayaan masyarkat Ende-Lio. 

Hal ini didasarkan pada keyakinan Gereja bahwa Allah juga menyatakan diri dalam kebudayaan manusia manapun, termasuk dalam praktik keyakinan terhadap Du’a Ngga’e dalam masyarakat Ende-Lio. (*)

Referensi

1) Mathias Jebaru Adon, Siklus Rikardus Depa, Vinsensius Rixnaldi Masut, “Hubungan Antara Konsep Du’aNgga’e Sebagai Realitas Tertinggi Suku Ende-Lio

2) Hasil Wawancara dengan bapak Ambros Gharu via telepon pada Kamis, 13 April 2023.
 
3) Aloysius Santo Ndate, Sai Miu? Ata Nggela Lio-Ende, (Maumere: Penerbit Ledalero, 2022), hlm.327.

4)Mathias Jebaru Adon, dkk,  op. cit., hlm. 262-263.
 
5) Ibid., hlm. 259


Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved