Opini
Opini: Du'a Ngga'e Sebagai Wujud Tertinggi Dalam Keyakinan Masyarakat Ende Lio NTT
Keyakinan akan adanya wujud tertinggi tersebut diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ritus, doa, nyanyian, tarian, simbol, dan lain-lain.
Pengalaman mistik ini kemudian dituangkan dalam berbagai model ritual adat istiadat lokal setempat.
Pengenalan akan realitas tertinggi dalam kebudayaan lokal merupakan sebuah kesadaran akan Allah yang menyatakan diri.
Pengenalan tersebut pertama-tama terjadi dalam keseharian masyarakat Ende-Lio dalam relasinya dengan alam.
Bermula dari kekaguman akan alam semesta, masyarakat Ende-Lio meyakini bahwa di balik semua realitas tersebut terdapat kekuatan lain yang bersifat ilahi yang melampaui manusia.
Kuasa ilahi disebut Du’a Ngga’e tersebut tidak lain adalah Allah yang Esa yang diyakini dalam iman Kristiani sebagai Dia yang hadir dan campur tangan dalam kehidupan manusia.
Dalam iman Kristiani Allah adalah penentu kehidupan yang ada dalam pusaran waktu dan segala sesuatu berada dalam Dia dan dikendalikan oleh-Nya.
Allah dalam refleksi masyarakat Ende-Lio adalah Allah yang dekat dan berdialog dengan manusia ciptaannya. Allah yang demikian senantiasa ada bersama manusia dan memperhatikan kehidupan manusia.
Kedekatan Allah dengan manusia terdapat dalam sebutan Du’a Gheta Lulu Wula Ngga’e Ghale Wena Tana (Allah yang bertakhta di surga dan Allah yang berkuasa atas bumi).
Du'a dan Ngga'e tampaknya terpisah namun keduannya dipahami oleh orang Ende-Lio sebagai realitas tertinggi yang melampau manusia.
Gheta Lulu Wula adalah symbol dari Allah yang bersemayam di atas singgasana, sedangkan ghale wena tana artinya Allah yang ada di bumi.
Kesatuan keduanya disebut oleh masyarakat Ende-Lio sebagai Du’a Ngga’e. Du’a gheta lulu wula adalah refleksi orang Lio tentang Allah sebagai Sang Pencipta.(3)
Allah yang memiliki kuasa atas segala kehidupan dan memiliki kekuatan yang agung dan dahsyat.
Orang Ende-Lio mengumpamakan Allah seperti awan yang kedatangannya tidak diketahui. Ia berasal dari tempat yang sama sekali tidak dimengerti dan diketahui oleh manusia.
Ia telah ada sebelum segala sesuatu ada dan dijadikan. Bagi masyarakat Ende-Lio Allah penuh dengan misteri. Untuk menyembah Allah yang demikian sakral, masyarakat Ende-Lio membangun tempat khusus bagi Allah.
Ngga’e Ghale Wena Tana (Allah yang ada di bumi) merupakan sebuah konsep religiusitas masyarakat Ende-Lio akan Allah yang hidup berdampingan dengan manusia, yaitu Allah yang dekat dengan manusia dan terlibat aktif dalam kehidupan manusia.
Boy Waro
wujud tertinggi
Opini Pos Kupang
POS-KUPANG.COM
keyakinan
kepercayaan
NTT
Nusa Tenggara Timur
Pulau Flores
Opini: Memaknai Kembali HUT Kemerdekaan Indonesia dalam Alur Dialektika Sejarah |
![]() |
---|
Opini: Politik Impunitas dan Normalisasi Korupsi |
![]() |
---|
Opini: Mengawal Generasi Muda di Tengah Gelombang Digital |
![]() |
---|
Opini: Wajah Kemanusian yang Terabaikan |
![]() |
---|
Opini: NTT di Usia 80 Tahun Indonesia Merdeka, Melangkah Maju dengan Optimisme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.