Opini
Opini: Du'a Ngga'e Sebagai Wujud Tertinggi Dalam Keyakinan Masyarakat Ende Lio NTT
Keyakinan akan adanya wujud tertinggi tersebut diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ritus, doa, nyanyian, tarian, simbol, dan lain-lain.
Allah yang tidak memisahkan diri dari segala persoalan yang dihadapi oleh manusia.
Meskipun berwujud Roh, Allah memiliki energi atau sifatsifat manusiawi, seperti lemah lembut, berbelaskasihan, baik, adil dan juga menghukum mereka yang berbuat jahat.
Pemahaman akan sifat-sifat Allah itu kemudian melahirkan ritual-ritual adat. Salah satu contoh ritual adat tersebut terdapat dalam upacara Nggua Bapu.
Upacara panen raya tersebut merupakan bentuk pengucapan syukur atas segala keberhasilan dalam bercocok tanam.
Masyarakat Ende-Lio percaya bahwa segala keberhasilan yang diperoleh merupakan berkat campur tangan Allah Yang Maha Kuasa, yaitu Du’a Ngga’e.
Masyarakat Ende-Lio percaya bahwa bumi dan segala isinya dibentuk dan dikendalikan oleh Du'a Ngga’e.
Maka nama Du’a Ngga'e selalu disebutkan dalam ritual atau upacara adat suku Ende-Lio.
Du’a Ngga’e memang tidak berwujud, namun kekuatannya nyata dalam kehidupan Masyarakat Ende-Lio.
Oleh karena itu masyarakat Ende-Lio membuat tempat khusus yang disakralkan bagi Du’a Ngga’e yang disebut kanga.
Di tempat inilah para mosalaki (kepala adat/suku) melakukan pemujaan dan penyembahan kepada Du’a Ngga’e. Kanga itu sendiri biasanya terletak di tengah-tengah perkampungan suku Ende-Lio.
Kanga menjadi tempat bagi orang Ende-Lio melakukan acara panen raya atau pesta adat sebagai tanda ucapan syukur kepada Du’a Ngga’e.
Hal yang sama pun terjadi jika musim kering yang berkepanjangan tiba; Kanga menjadi tempat di mana para mosalaki berkeluh kesah.
Namun, tidak semua orang bisa melakukan “sembahyang” kepada Du’a Ngga’e di Kanga sebab hanya mosalaki yang memiliki hak dan wewenang untuk tugas tersebut.
Kanga merupakan tempat yang sangat dihormati oleh orang Ende-Lio karena menjadi tempat bersemayam Yang Mahakudus. Orang dilarang berbicara keras atau berjalan tidak sopan ketika melewati Kanga.
Jika Kanga mulai rusak dan memerlukan perbaikan, maka hanya mosalaki atau tua-tua adat saja yang apat memperbaikinya. Artinya, tidak semua orang diizinkan untuk membersihkan dan memperbaiki tempat tersebut.
Boy Waro
wujud tertinggi
Opini Pos Kupang
POS-KUPANG.COM
keyakinan
kepercayaan
NTT
Nusa Tenggara Timur
Pulau Flores
Opini: Memaknai Kembali HUT Kemerdekaan Indonesia dalam Alur Dialektika Sejarah |
![]() |
---|
Opini: Politik Impunitas dan Normalisasi Korupsi |
![]() |
---|
Opini: Mengawal Generasi Muda di Tengah Gelombang Digital |
![]() |
---|
Opini: Wajah Kemanusian yang Terabaikan |
![]() |
---|
Opini: NTT di Usia 80 Tahun Indonesia Merdeka, Melangkah Maju dengan Optimisme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.