Opini

Opini: Du'a Ngga'e Sebagai Wujud Tertinggi Dalam Keyakinan Masyarakat Ende Lio  NTT

Keyakinan akan adanya wujud tertinggi tersebut diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ritus, doa, nyanyian, tarian, simbol, dan lain-lain. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Boy Waro 

Oleh: Boy Waro
Mahasiswa yang sedang menjalankan praktik pastoral.

POS-KUPANG.COM - Akal budi manusia pada hakekatnya terbatas. Karena keterbatasan itulah, manusia tidak mampu memahami realitas kehidupan seluruhnya. 

Keterbatasan itu pada akhirnya mengantar manusia pada keyakinan atau kepercayaan akan adanya suatu wujud tertinggi sebagai sumber dan pengatur kehidupan serta segala sesuatu yang ada. 

Dalam pelbagai agama dan kebudayaan wujud tertinggi itu disebut dengan berbagai nama pula seperti Tuhan, Allah, Yahwe, God, dan sebagainya.

Masyarakat Ende-Lio di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) sebagai suatu komunitas masyarakat yang memiliki sistem kebudayaan yang khas juga meyakini adanya suatu wujud tertinggi sebagai sumber dan pengatur kehidupan mereka. 

Masyarakat Ende-Lio mengenal wujud tertinggi tersebut dengan sebutan Du’a Ngga’e. Masyarakat Ende-Lio sudah mengenal Du'a Ngga'e jauh sebelum
kekristenan diperkenalkan. 

Keyakinan akan adanya wujud tertinggi tersebut diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ritus, doa, nyanyian, tarian, simbol, dan lain-lain. 

Keyakinan tersebut juga dibuktikan dalam kehadiran Kanga (ruang sakral) yang disediakan bagi wujud tertinggi yakni Du’a Ngga’e (1). 

Wujud Tertinggi

Du’a Ngga’e dalam bahasa Ende-Lio merupakan sebutan untuk wujud tertinggi. Du’a Ngga’e terdiri dari dua suku kata yakni Du’a dan Ngga’e. 

Kata Du’a dapat diartikan sebagai yang tua; yang sulung  atau yang tertingggi. Kata Ngga’e berarti pemilik ataupenguasa.

Jadi Du’a Ngga’e dapat diartikan sebagai yang tua, yang sulung, atau yang tertinggi sebagai pemilik atau penguasa. 

Masyarakat Ende-Lio juga sering menyebut wujud tertinggi ini secara lengkap dengan sebutan Du'a Gheta Lulu Wula, Ngga'e Ghale Wena Tana, yang dapat diartikan sebagai “Yang pertama sebagai penguasa langit (di atas), dan pemilik tanah (bumi) di bawah”. (2) 

Dalam konteks pengertian tersebut Du’a Ngga’e dapat diartikan sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi.

Pengenalan akan Du’a Ngga’e sebagai wujud tertinggi oleh masyarakat Ende-Lio lahir dari sejarah dan refleksi masyarakat Ende-Lio akan pengalaman mistiknya atas keagungan dan sakralitas wujud tertinggi tersebut. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved