Opini

Opini: Saat Guru Tak Hanya Mengajar Tapi Juga Belajar

Sebagai Aktivator, guru menghidupkan proses belajar dengan menciptakan tantangan-tantangan yang merangsang daya pikir kritis dan kreatif siswa. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Marselinus Tika 

Oleh: Marselinus Tika
Guru Kimia di SMA Negeri 6 Kupang - Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM - “Guru yang hebat bukan hanya mereka yang pandai mengajar,  tetapi juga mereka yang tak pernah berhenti belajar."

Tahun ajaran baru segera dimulai, dan suasana di berbagai sekolah mulai dipenuhi hiruk pikuk: penerimaan peserta didik baru, pelaksanaan In House Training (IHT) bagi guru, serta persiapan administrasi dan pembelajaran yang intensif. 

Di tengah dinamika ini, Kementerian Pendidikan, melalui kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru, mendorong satu pendekatan utama: Pembelajaran Mendalam ( Deep Learning). 

Pendekatan ini menekankan pentingnya proses berpikir kritis, reflektif, kolaboratif, dan kontekstual dalam proses belajar-mengajar. 

Namun, untuk dapat menerapkannya secara efektif, perubahan harus dimulai dari dalam diri guru itu sendiri.

Langkah awal yang krusial adalah menumbuhkan growth mindset pada guru, yakni keyakinan bahwa kemampuan dapat berkembang melalui usaha dan pembelajaran terus-menerus. 

Dari mindset ini, muncullah kesadaran yang lebih mendalam, yakni metanoia— perubahan cara pandang guru terhadap hakikat pembelajaran. 

Growth mindset inilah yang akan ditularkan dan diimplementasikan pula kepada peserta didik, melalui proses modeling dan pembiasaan strategi belajar yang reflektif dan berorientasi pada perbaikan diri. 

Dalam konteks ini, guru berperan sebagai katalis yang menumbuhkan semangat belajar berkelanjutan, membangun daya juang, serta menanamkan keyakinan bahwa kecerdasan bukan bawaan tetap, melainkan sesuatu yang dapat diasah dan dikembangkan. 

Hasilnya adalah terbentuknya ekosistem pembelajaran yang dinamis, resilien, dan saling menguatkan antara guru dan peserta didik.

Sejalan dengan semangat tersebut, guru juga didorong untuk mengambil peran sebagai Aktivator, Kolaborator, dan Pengembang Budaya Belajar. 

Sebagai Aktivator, guru menghidupkan proses belajar dengan menciptakan tantangan-tantangan yang merangsang daya pikir kritis dan kreatif siswa. 

Sebagai Kolaborator, guru bekerja sama dengan sesama pendidik, orang tua, dan siswa dalam menciptakan iklim belajar yang inklusif. 

Sebagai Pengembang Budaya Belajar, guru membangun suasana sekolah yang menjadikan pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved