ART Asal NTT Dianiaya
Siapa Sebenarnya Rosliana Majikan di Batam yang Menyiksa ART Intan asal NTT
Rosliana (44) asal Batam jadi sorotan publik karena perlakuan kejam terhadap asisten rumah tangganya, ART Intan.
Namun, penyelidikan tak berhenti di situ. Polisi mencium bahwa kekerasan ini bukan kejadian satu kali, melainkan bagian dari pola penyiksaan yang lebih luas dan sistematis.
Intan disebut kerap mendapat perlakuan kasar bahkan hanya karena setrika dianggap kurang rapi, telat bangun pagi, atau kesalahan kecil lainnya.
“Kami masih mendalami apakah ini murni ledakan emosi atau ada unsur eksploitasi, penyiksaan psikis, dan pelanggaran hak ketenagakerjaan,” kata AKP Debby.
Kasus ini pun membuka mata publik bahwa kekerasan terhadap pekerja rumah tangga bisa disulut oleh hal-hal sekecil hewan peliharaan yang terluka, sementara nyawa dan martabat manusia diperlakukan tanpa nilai.
Hingga saat ini, polisi terus memeriksa saksi dan mengumpulkan bukti, termasuk rekaman CCTV, foto luka, dan catatan digital lainnya untuk memperkuat jerat hukum bagi para pelaku.
Dipaksa Makan Kotoran Hewan
Derita Intan, asisten rumah tangga (ART) muda asal Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi potret kelam penyiksaan manusia di tengah lingkungan perkotaan.
Selama setahun bekerja di Batam, Intan tak hanya dipukuli dan disiksa secara fisik, tapi juga dihancurkan secara psikis bahkan identitasnya sebagai manusia pun dilenyapkan.
Selama bekerja, Intan tak pernah sekalipun dipanggil dengan namanya sendiri.
Sebaliknya, ia sehari-hari disebut oleh majikannya dengan sebutan keji seperti “anj*ng”, “ba*i”, bahkan “lon*e.”
Baca juga: LIPSUS: Ayah Menangis Lihat Foto Intan ART korban Penganiayaan Majikan di Batam
“Sama sekali tidak ada martabatnya diperlakukan begitu. Dia tak dianggap manusia,” ucap Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba, dengan suara bergetar.
Intan merantau ke Batam setelah lulus sekolah dan berharap bisa membantu ekonomi keluarga. Namun yang ia temukan justru neraka.
Sejak mulai bekerja pada Juni 2024, ia tidak digaji sepeser pun. Kesalahan kecil seperti mengepel atau menyapu dianggap fatal, hingga ia kerap dituduh mencuri hanya karena mengambil makan.
Dalam dua bulan terakhir, penyiksaan mencapai puncaknya. Intan dipukuli, diinjak, diseret ke kamar mandi, lalu dipaksa makan kotoran anjing dan meminum air dari septic tank.
Dan semua itu ditelan olehnya dalam kondisi terpaksa.
“Bayangkan, manusia disuruh makan kotoran anjing dan minum air comberan. Bahkan bukan dipanggil namanya, tapi sebutan seperti hewan najis dan perempuan murahan,” lanjut Yosep.
Baca juga: Orang Tua ART Intan, Korban Penganiayaan di Batam, Minta Pelaku Dibui Dan Bayar Gaji Korban
Kasus Kekerasan Intan di Batam, Wakil Gubernur NTT Sudah Telepon Kapolda Riau |
![]() |
---|
Orang Tua ART Intan, Korban Penganiayaan di Batam, Minta Pelaku Dibui Dan Bayar Gaji Korban |
![]() |
---|
Kadis Nakertrans Sumbar Koordinasi dengan Pemprov NTT dan Batam Tuntaskan Kasus Kekerasan Intan |
![]() |
---|
Anggota DPR RI Asal Sumba Rudi Kabunang Bereaksi, Ultimatum Polresta Balerang |
![]() |
---|
Polisi Telusuri Motif Penganiayaan ART Intan Asal Sumba NTT di Batam, Majikan Laki-laki Kabur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.