Opini
Opini: Bullying Merupakan Ancaman Nyata Bagi Masa Depan Anak Bangsa
Padahal, bullying bukan candaan. Ia adalah luka yang dalam, yang diam-diam menggerogoti masa depan anak-anak bangsa.
Kita tidak bisa terus membiarkan perundungan menjadi warisan budaya yang dilestarikan.
Jika hari ini kita diam terhadap satu kasus perundungan, bisa jadi esok anak kita, saudara kita, atau bahkan kita sendiri menjadi korbannya.
Perundungan bukan hanya menyakiti individu, tapi merusak kualitas generasi bangsa.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan akan sulit berkembang secara sehat, baik secara mental maupun emosional.
Mereka akan merasa takut untuk mencoba, ragu untuk tampil, dan enggan untuk bermimpi besar.
Peran Orang Tua, Guru, dan Teman Sebaya
Mengatasi bullying adalah tanggung jawab bersama. Orang tua perlu menjalin komunikasi yang hangat dan terbuka dengan anak-anak mereka. Tanyakan bagaimana hari mereka di sekolah.
Dengarkan cerita mereka tanpa menghakimi. Perhatikan perubahan sikap atau ekspresi yang bisa menjadi tanda-tanda adanya tekanan.
Guru, sebagai figur dewasa di lingkungan sekolah, harus memiliki kepekaan sosial dan kepedulian terhadap kesejahteraan siswa.
Guru perlu membangun kelas yang aman secara emosional, mendidik dengan empati, dan tidak membiarkan tindakan perundungan sekecil apa pun berlalu begitu saja.
Teman sebaya juga memiliki peran besar. Dalam banyak kasus, keberanian satu teman untuk membela bisa menyelamatkan korban dari penderitaan berkepanjangan.
Maka, penting untuk membentuk budaya solidaritas dan kepedulian sejak dini — bahwa menjadi penonton pasif sama berbahayanya dengan menjadi pelaku.
Membangun Sekolah Ramah Anak
Sekolah ramah anak bukan sekadar jargon. Ini adalah sistem yang harus dibangun dengan kesadaran kolektif.
Dibutuhkan regulasi yang jelas, sistem pelaporan yang aman dan rahasia, serta edukasi berkala bagi seluruh warga sekolah tentang dampak buruk bullying.
renius Castanheira Bere
Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira
stop bullying
perundungan
POS-KUPANG. COM
Opini Pos Kupang
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.