Opini
Opini: Bullying Merupakan Ancaman Nyata Bagi Masa Depan Anak Bangsa
Padahal, bullying bukan candaan. Ia adalah luka yang dalam, yang diam-diam menggerogoti masa depan anak-anak bangsa.
Luka yang Tak Terlihat
Yang paling menyedihkan dari perundungan adalah luka yang tidak kasatmata. Luka fisik mungkin bisa sembuh dalam waktu beberapa hari.
Namun, luka psikologis dapat tertanam dalam jiwa korban selama bertahun-tahun.
Anak yang mengalami bullying sering kehilangan rasa percaya diri, mengalami depresi, bahkan pada beberapa kasus mengalami trauma jangka panjang.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, korban bullying berpotensi mengalami gangguan kecemasan dan depresi yang berpengaruh pada perkembangan sosial emosionalnya, seperti menjadi murung, pendiam, dan emosi tidak terkontrol.
Ketika Sekolah Gagal Melindungi
Sekolah seharusnya menjadi rumah kedua yang aman, nyaman, dan membangun. Namun, bagaimana jika justru di sanalah anak-anak merasa paling terancam?
Banyak sekolah yang masih belum memiliki sistem pengawasan dan pelaporan kasus bullying yang efektif.
Bahkan, tidak sedikit pihak sekolah yang berusaha menutupi kasus demi menjaga nama baik institusi.
Sikap semacam ini sangat disayangkan. Ketika sekolah lebih mementingkan reputasi daripada keselamatan anak, maka fungsi pendidikan sebagai pembentuk karakter dan pelindung tumbuh kembang anak pun gagal total.
Di sisi lain, guru yang seharusnya menjadi pembimbing justru kadang tidak menyadari atau bahkan ikut melanggengkan budaya perundungan, misalnya dengan memberikan label negatif, mempermalukan siswa di depan kelas, atau membiarkan kekerasan antar teman seolah-olah hal biasa.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Pertanyaan ini mungkin muncul: “Bukankah semua orang pernah di-bully dan tetap bisa bertahan hidup?”
Pernyataan ini tampak sederhana, tapi sangat keliru dan berbahaya.
Tidak semua orang memiliki ketahanan mental yang sama. Apa yang bisa dianggap ‘biasa’ bagi satu orang, bisa menjadi beban besar bagi orang lain.
renius Castanheira Bere
Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira
stop bullying
perundungan
POS-KUPANG. COM
Opini Pos Kupang
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.