Lewotobi Erupsi

Kakek Stefanus Nekat Pulang Kampung di Lokasi Erupsi Lewotobi Demi Sesuap Nasi

Kakek 70 tahun itu duduk seorang diri di pertigaan jalan di Dusun Goliriang, Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT

POS KUPANG/PAUL KABELEN 
PENYINTAS - Seorang penyintas, Stefanus Renggo Ama, diberi tumpangan saat pulang dari rumahnya di Desa Klatanlo ke Desa Lewolaga, tempatnya mengungsi dari bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Jumat (20/6). 

Letusan ini merupakan peristiwa terbesar dalam catatan sejarah karena memuntahkan material setinggi 10 kilometer dari puncak kawah.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan pengungsi saat ini berjumlah 5.825 jiwa, tersebar di Poslap Konga, hunian sementara, Poslap Kobasoma, Poslap Bokang Wolomatang, Poslap Lewolaga, dan pengungsian mandiri.

Fredy Moat Aeng meneyebut, Pemerintah masih menunjang kebutunan makanan pengungsi terpusat di poslap dan pengungsi mandiri.

Baca juga: LIPSUS: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dasyat Semburkan Abu 10 Km Warga Lari Berhamburan 

"Sementara yang di huntara, kita berharap ada upaya-upaya mandiri. Kalau pengungsi mandiri setiap bulan diberi dana tunggu hunian (DTH) selama enam bulan, sampai Juni ini," kata Fredy Moat Aeng.

Di sisi lain, warga pengungsi mandiri mengaku telah menerima DTH. Uang itu digunakan untuk tambahan makan dan minum semua anggota keluarga.

Sementara tuntutan angsuran ke bank dan biaya pendidikan anak memaksa mereka pulang kampung untuk memanen hasil komoditi lalu dijual ke pengepul.

"DTH per kepala keluarga (KK) sebesar Rp 600 ribu. Masih ada kebutuhan-kebutuhan lain yang memaksa kami pulang cari uang di kampung, sekalipun berbahaya," ungkap Stefanus. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved