Lewotobi Erupsi
Kakek Stefanus Nekat Pulang Kampung di Lokasi Erupsi Lewotobi Demi Sesuap Nasi
Kakek 70 tahun itu duduk seorang diri di pertigaan jalan di Dusun Goliriang, Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT
Laporan reporter PO-SKUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Kakek 70 tahun itu duduk seorang diri di pertigaan jalan di Dusun Goliriang, Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT. Lokasi itu berada dekat dengan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dia melambaikan tangan, meminta tumpangan kepada kami yang saat itu mengendarai sebuah mobil pikap dan lewat ditempatnya itu. Di sisinya ada empat karung berisi daging kelapa, singkong, dan pisang.
Kakek bernama lengkap Stefanus Renggo Ama itu nekat pulang ke rumah yang berada di kaki Gunung Lewotobi demi mengambil sisa-sisa harta pasca dilanda lontaran material setinggi 10 kilometer.
Baca juga: FEATURE: Festival Uwi Kaju di Ende, Uta Damba, Makanan Tradisional Suku Lio
Stefanus Renggo Ama menunggu tumpangan untuk pulang ke pengungsian Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena. Kebetulan lewat, kami memberinya tumpangan. Badannya dilumuri debu vulkanik gunung berstatus Level IV (Awas).
Meski keselamatan nyawa sangat terancam bahaya letusan, kekhawatiranya sirnah demi hidup keluarganya. Uang hasil menjual komoditi untuk membeli beras, lauk, dan biaya anak sekolah.
"Ke kebun hanya cepat-cepat, ambil pisang, kelapa, dan ubi lalu bawa ke pengungsian. Kami cari makan, pak. Bantuan sudah jarang bahkan tidak ada sama sekali," ujar Stefanus Renggo Ama.
Setiap kali ke kampungnya, Stefanus Renggo Ama merogoh kocek sebesar Rp 40.000 untuk ongkos taksi antar pedesaan. Jika beruntung, Stefanus diberikan tumpangan gratis dari pengendara yang melintas.
"Terima kasih banyak, pak. Kadang kala saya tunggu sampai sore," tutur Stefanus Renggo Ama.
Baca juga: FEATURE: Menghidupkan Ruang Bersama di Film Festival 2025 Bioskop Pasiar Putar Film Gratis
Stefanus Renggo Ama sudah melihat ancaman Wakil Bupati Ignas Boli Uran yang berang dengan penyintas yang keras kepala karena nekat pulang ke zona bahaya erupsi.
Baginya, penyintas tidak pernah melawan pemerintah. Mereka pulang bukan tanpa alasan. "Mau tidak mau harus tabrak bahaya pak, kalau tidak kami makan apa di sana," pungkas Stefanus Renggo Ama.
Stefanus Renggo Ama tak terlalu menyoalkan ancaman itu, namun ia berharap pemimpin bisa lebih teduh membangun narasi di ruang publik.

Selain Stefanus Renggo Ama, terpantau sejumlah penyintas yang berkebun dari pagi hingga siang.
Mereka memetik sayur dan membawa kayu bakar. Saat pulang ke posko pengungsian, pengungsi lebih banyak menumpang taksi dan pickup.
Baca juga: Kemensos dan Brimob NTT Buka Dapur Umum di Posko Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi Laki-laki terus mengalami erupsi disertai sejumlah aktivitas kegempaan. Gunung strato volkano dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu meletus dahsyat pada Selasa, 17 Juni 2025.
Letusan ini merupakan peristiwa terbesar dalam catatan sejarah karena memuntahkan material setinggi 10 kilometer dari puncak kawah.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan pengungsi saat ini berjumlah 5.825 jiwa, tersebar di Poslap Konga, hunian sementara, Poslap Kobasoma, Poslap Bokang Wolomatang, Poslap Lewolaga, dan pengungsian mandiri.
Fredy Moat Aeng meneyebut, Pemerintah masih menunjang kebutunan makanan pengungsi terpusat di poslap dan pengungsi mandiri.
Baca juga: LIPSUS: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dasyat Semburkan Abu 10 Km Warga Lari Berhamburan
"Sementara yang di huntara, kita berharap ada upaya-upaya mandiri. Kalau pengungsi mandiri setiap bulan diberi dana tunggu hunian (DTH) selama enam bulan, sampai Juni ini," kata Fredy Moat Aeng.
Di sisi lain, warga pengungsi mandiri mengaku telah menerima DTH. Uang itu digunakan untuk tambahan makan dan minum semua anggota keluarga.
Sementara tuntutan angsuran ke bank dan biaya pendidikan anak memaksa mereka pulang kampung untuk memanen hasil komoditi lalu dijual ke pengepul.
"DTH per kepala keluarga (KK) sebesar Rp 600 ribu. Masih ada kebutuhan-kebutuhan lain yang memaksa kami pulang cari uang di kampung, sekalipun berbahaya," ungkap Stefanus. (cbl)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Keluarga Baru Berhak Dapat Huntap Lewotobi, Kepala BNPB Minta Jangan Dipersulit |
![]() |
---|
500 Huntap Penyintas Lewotobi Dibangun di Noboleto, Penerima Tak Berpatok Kepala Keluarga |
![]() |
---|
Gunung Lewotobi Laki-laki Belum Stabil, Dapat Tekanan dari Dalam |
![]() |
---|
Pemkab Sikka Harus Siapkan Program Pemulihan Ekonomi Untuk Warga Terdampak Erupsi Lewotobi |
![]() |
---|
Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Delapan Sekolah di Sikka Terdampak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.