Opini
Opini: Mencari Partai yang Berpihak
Mereka yang bekerja di ladang, pabrik, pasar, dan jalanan, tidak merasa memiliki perwakilan yang sungguh memahami nasib mereka.
Sayangnya, sejauh ini partai-partai politik belum banyak merespons peluang ini secara serius.
Relasi antara masyarakat sipil dan partai masih berjalan searah—rakyat memberi suara, partai menikmati hasil.
Jika partai-partai yang ada tak lagi berpihak, maka perlu dipikirkan jalan baru. Bukan hanya memilih partai yang lebih baik, tapi mungkin juga membangun partai yang benar-benar berpijak pada kenyataan rakyat bawah.
Sebuah partai yang lahir dari kebutuhan konkret, bukan dari agenda elite. Demokrasi akan hampa tanpa kekuatan politik yang punya keberpihakan jelas.
Seperti kata Magnis, demokrasi hanya hidup bila ada yang sungguh-sungguh memperjuangkan yang lemah. Mendirikan kekuatan baru tentu bukan perkara mudah.
Tapi perubahan besar selalu berawal dari kesadaran kolektif yang kecil. Ruang-ruang komunitas, organisasi basis, dan jaringan solidaritas bisa menjadi awal dari proyek politik jangka panjang.
Jika gerakan ini tumbuh dengan kesabaran dan arah yang jelas, ia bisa menjadi kekuatan moral dan politik yang sesungguhnya.
Saat itu tiba, rakyat tak lagi hanya jadi objek pemilu, melainkan pelaku utama demokrasi. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Opini: Nusa Tenggara Timur Menuju Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Opini: Seni Berkarakter di Ujung Tanduk, Bakat Muda NTT Tenggelam dalam Arus Globalisasi |
![]() |
---|
Opini: Jebakan Passing Grade ASN, Bom yang Siap Meledak di Jantung Birokrasi Negeri |
![]() |
---|
Opini - Literasi Sains dan Kesadaran Isu Lingkungan di Kalangan Anak Muda |
![]() |
---|
Opini: Makin Merah Kerokan, Makin Parah Masuk Angin? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.