Opini
Opini: Menggagas Kebahagiaan yang Melampaui Hedonisme Modern
Patut diakui juga bahwa perubahan zaman turut berpengaruh pada model kebahagiaan yang dikejar oleh setiap orang.
Kebahagiaan yang identik dengan ketenangan batin (ataraxia) yang dimaksudkan oleh Epicurus lebih dari sekadar kenikmatan indrawi.
Kenikmatan indrawi hanya sebatas pada pencapaian akan keinginan alamiah yang dibutuhkan tubuh dan dampaknya merugikan.
Selain itu, kenikmatan indrawi hanya dapat merasakan kenikmatan sesaat ketika hal itu terjadi dan tidak mampu merencanakan kenikmatan di masa depan. Berbeda dengan kenikmatan yang digagas oleh Epicurus.
Kenikmatan harus mencapai ketenangan batin di mana memungkinkan adanya pembebasan yang dialami oleh manusia dari pengalaman yang menyakitkan.
Epicurus percaya bahwa kenikmatan sejati terletak pada jiwa yang damai. Jiwa yang tenang ini tidak dapat dicapai tanpa keseimbangan tubuh yang sifatnya kekal bukan instan.
Selain itu, Epicurus juga menegaskan pentingnya etika hedonisme di mana mencapai kebahagiaan yang ditandai dengan kebebasan dari rasa sakit (aponia).
Dengan kata lain, kebahagiaan yang dialami oleh setiap orang bagi Epicurus tidak boleh mendatangkan rasa sakit atau kesedihan. Kebahagiaan bukanlah pencapaian yang berpotensi mengorbankan kesehatan fisik melainkan mesti memberi kenyamanan atau kesehatan pada fisik.
Pandangan Hedonisme Modern
Di zaman arus teknologi yang semakin maju ini, kebahagiaan bukan lagi dipandang sebagai ataraxia atau aponia.
Jika Epicurus membatasi kebahagiaan pada ketenangan jiwa dan terbebasnya dari rasa sakit, hedonisme saat ini tidak ada batasnya atau tidak terbatas.
Orang melakukan berbagai macam cara untuk bisa bahagia, tidak peduli itu baik atau buruk.
Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi, kebahagiaan bukan lagi dipandang dengan cara Epikuros tetapi memiliki pemaknaan baru.
Kebahagiaan yang identik dengan sikap hedon saat ini hanya berhubungan dengan materi (harta, tahta, wanita). Gaya hedonisme saat ini merujuk pada power dan juga pengakuan atau validasi dari orang lain.
Pergeseran nilai kebahagiaan saat ini dapat terlihat di tengah masyarakat yang semakin konsumtif. Masyarakat semakin sering membeli barang-barang yang branded atau bagus hanya untuk mendapat pengakuan dari orang lain.
Tidak heran juga jika hal ini berdampak pada ketimpangan sosial yang semakin tinggi. Salah satu dampak yang paling nyata adalah belanja
online.
Gebrile Mikael Mareska Udu
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
kebahagiaan
Hedonisme
Opini Pos Kupang
POS-KUPANG. COM
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.