Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik 8 Juni 2025: Roh Kudus Anugerah Sulung dari Allah

Bangsa Israel tahu sejak awal, bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah.  Sehebat-hebatnya manusia, ia adalah ciptaan. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
RD. Leo Mali 

Betapa kerap kita salah berdoa, salah memohon, memohon pada Allah. Karena kita meminta anugera-anugherah yang remeh. Padahal anugerah terbesar yang harus pertama kita minta pada Allah adalah memohonkan  Roh Kudus dari Allah, anugerah sulung dari Allah. 

IA yang mengetahui apa yang kita perlukan, yang mengarahkan hati kita dari dalam untuk selalu bergantung sepenuhnya pada Allah dan membiarkan diri kita dituntun sendiri oleh Allah.  

Hal pertama yang dilakukan oleh Roh Kudus bagi kita adalah memimpin kita untuk datang kepada Allah. Gerak mencari Allah, kita alami seperti rasa haus yang membawa kita untuk mencari air. 

Rasa haus adalah mekanisme alamiah tubuh yang muncul sendiri. Rasa haus itu mendorong kita mencari air yang dapat menghilangkan dahaga kita.  

Religious sense, rasa keber-agama-an yang ada pada kita bukanlah ciptaan manusia. Kita datang kepada Allah, karena Allah, dalam ROh Kudus menggerakkan kita untuk datang kepada Allah. 

Inilah anugerah sulung yang kita mintakan kepada Allah dalam doa-doa kita. Dan inilah pula anugerah yang sangat kita syukuri pada hari ini, hari Pentakosta

Hari Raya Pentakosta adalah hari lahirnya Gereja. Seluruh karya misi Gereja yang menyatukan kita adalah buah karya dan berkat Allah yang tercurah pertama-tama bagi kita melalui Roh Kudus. 

Roh Kudus bekerja dalam sejarah, sejak awal melalui berita malaikat  kepada Maria, menuntun dan menemani   Karya Yesus Kristus  dan melanjutkan sampai IA datang kembali. 

Seluruh karya pewartaan Gereja lahir dari iman akan Allah. Seperti yang diingatkan oleh Yesus: “Barangsiapa yang percaya kepada-Ku […..] dari dalam harinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yoh.7:39). 

Sepanjang dua puluh satu abad lamanya Gereja telah berkembang dan mengarungi zaman. 

Ada banyak kesulitan yang sudah dan akan dilewati. Kita mengarungi jaman dengan kaykinan iman dan harapan bukan karena sejumlah kekuatan yang kita miliki. 

Kita hidup dalam kultur umum manusia modern yang dilandaskan pada kemajuan tekhnologi dan kehebatan manusia yang menyertainya. Tantangan terbesar kita  adalah kita seringkali melupakan Tuhan. 

Sebagai contoh Eropa yang menjadi awal mula kekristenan, sejak awal masa modern mengalami kesepian dan ditinggalkan oleh umat. 

Panggilan menurun drastis. Gereja-gereja kosong. Atheisme berkembang subur. Kawanan kecil yang tersisa di Eropa menjadi cemas. 

Tetapi dalam kenyaataan, di wilayah lain di Asia dan Afrika Gereja berkembang subur. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved