Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik 8 Juni 2025: Roh Kudus Anugerah Sulung dari Allah

Bangsa Israel tahu sejak awal, bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah.  Sehebat-hebatnya manusia, ia adalah ciptaan. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
RD. Leo Mali 

Oleh: RD.Leo Mali
Rohaniwan dan Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang - NTT

POS-KUPANG.COM - Manusia,  ingin menjadi Tuhan. Keinginan itu  menjebaknya dalam dosa pertama. Demikian  kita dengar kisahnya dalam Kej. 3:1-13. 

Selanjutnya dalam kej. 11:1-9, tragedy ini diungkapkan secara simbolik dalam keinginan manusia membangun  menara yang mencapai langit dan niat mencari nama yang menyatukan semua bangsa.

 “Marilah kita dirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” (Kej. 11:5).

Bangsa Israel tahu sejak awal, bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah.  Sehebat-hebatnya manusia, ia adalah ciptaan. 

Dalam setiap kesempurnaan yang terbayangkan selalu ada yang kurang. Dan nama Tuhan adalah kesempurnaan yang dicari manusia.  Kesempurnaan itu yang dapat menjadi jaminan  kesatuan umat manusia. 

Keinginan manusia untuk menjadikan dirinya sebagai Tuhan tidak diijinkan oleh Tuhan. 

Maka reaksi Tuhan yang berlawanan dengan rencana manusia dilukiskan dalam kelanjutan kisah ini : “ Baiklah kita turun dan mengacau balaukan bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.” (Kej. 11: 7). 

Akibatnya kemuliaan diri yang ingin dibangun manusia hancur berantakan dan kesatuan yang ingin perjuangkan atas nama mereka sendiri gagal total. 

Inilah tragedi Babel.  Tuhan bertindak. Karena kalau manusia sanggup menjamin hidupnya sendiri , maka Tuhan tidak akan diperlukan lagi. Kalau Tuhan tidak ada, maka manusia sanggup mengubah dunia menjadi neraka. 

Untuk itu sebelum Yesus naik ke surga, Ia menjanjikan pertolongan serta penghiburan bagi para rasulnya. 

Ia meminta mereka menunggu dan mengharapkan. Paulus melukiskan bagaimana Yesus mempersiapkan para muridNya agar mereka memiliki harapan yang kuat dalam menunggu Roh Kudus. 

Roh Kudus adalah anugerah paling utama, anugerah sulung dari semua anugerah yang lain. Untuk itu Pertama-tama, mereka harus mengakui bahwa mereka lemah. Dan karena itu pula mereka memerlukan pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus akan mengarahkan hati mereka selalu pada Allah. 

Belonging-ship, atau rasa ketergantungan sepenuhnya pada Allah adalah hal utama dalam berharap. Kita memerlukan bantuan Roh Kudus. 

Karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah  yang menyelami hati nurani manusia, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah. Berdoa untuk orang-orang kudus.” (Rm. 8: 27). 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved