NTT Terkini
UMKM Sambal Asett dari Pelosok NTT Menembus Pasar Luar Negeri
Kelompok yang sama juga digerakkan membangun Dapur Hijau yang menanam cabai. Konsep ini agar mendukung produksi Sambal Asett.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru

"Dengan demikian, orang-orang NTT, diaspora bisa membeli produk lokal lewat platform yang ada," kata dia.
Baginya ini sejalan dengan upaya hilirisasi yang ditekankan Pemerintah. Digitalisasi menjadi penting karena merupakan tuntutan zaman. Produk yang ada bisa dibeli oleh semua orang dengan kemudahan digital yang tersedia.
"Hari ini kita tidak cukup menjual secara manual. Kita harus digital. Tuntutan zaman, jadi bukan saja dibeli orang NTT tapi semua orang," katanya.
Data dari Pemerintah Provinsi NTT, hampir 70 persen UMKM merupakan pemula. Ada 98.270 UMKM yang terdata hingga tahun 2021 lalu. Jumlahnya bertambah hingga 366.960 unit UMKM.
Dari jumlah ini, 5-10 persen UMKM naik kelas seperti ekspansi maupun digitalisasi. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyebut ada lebih dari 65 juta UMKM. 64 persen merupakan penyumbang PDB nasional.
Namun, hanya 12 persen yang memulai upaya peningkatan atau tranformasi ke digital secara efektif. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.