NTT Terkini
UMKM Sambal Asett dari Pelosok NTT Menembus Pasar Luar Negeri
Kelompok yang sama juga digerakkan membangun Dapur Hijau yang menanam cabai. Konsep ini agar mendukung produksi Sambal Asett.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru

Jual Online
"Jadi di hari libur, menjual juga. Biasanya menjual juga di online. Ada tik-tok, Facebook, Instagram. Semua nama sosial medianya itu namanya Asett Sambal. Semua lebih ke jual online," katanya.
Meski, terkadang dia harus menjual secara tatap muka. Yaya mendatangi perkantoran untuk menawarkan produknya. Sambal Asett sendiri memiliki makna pedas. Kata Asett merupakan bahasa lokal, tempat Yaya berasal.
Yaya cenderung memanfaatkan akses digital yang ada untuk menjual produknya. Dia mencontohkan, pada platform penjualan seperti shopee tersedia keranjang kuning yang bisa digunakan pembeli untuk memesan produk Sambal Asett.
Demikian juga medsos. Semua akun medsos dengan nama Sambal Asett dicantumkan nomor telepon sebagai penghubung. Biasanya pembeli langsung menghubungi lewat saluran platform medsos yang ada.
"Di tiktok itu ada keranjang kuning, shopee. Di media sosial itu saya cantumkan ke nomor handphone. Pengiriman lewat jasa pengiriman. Penjualan sekarang bukan cuman di NTT, sudah sampai ke Timor Leste juga," ujarnya.
Satu kali produksi, Yaya bisa menghasilkan lebih dari 50 toples per pekan. Pemesanan pun bervariasi. Kadangkala ada yang memesan hingga 100 paket. Produk ini, mampu bertahan 1-6 bulan.
Yaya tidak mengalami kesulitan lebih berat terhadap akses internet yang kerap dialami. Sekalipun TTS punya sisi geografis yang sulit terhubung ke jaringan komunikasi. Dia tetap berusaha untuk memasarkan produk lewat medsos.
Setiap hari dia rutin memasarkan produknya lewat medsos. Sehari sebelum produksi, Yaya sudah lebih dulu menginformasikan ke pembeli. Cara pasar Yaya ini manjur. Pembeli sigap untuk memulai pesanan.
"Saya punya komitmen. Ada penjual pasti ada pembeli. Di desa jaringan terbatas. Saya upayakan pakai modem, jadi puji Tuhan teratasi," katanya.
Produk Sambal Asett ini memiliki tiga varian rasa. Level 1 adalah Sambal Asett dengan tingkat pedas standar dan bisa dikonsumsi anak-anak hingga dewasa. Sementara level 2 adalah menengah.
Sedangkan, Sambal Asett original memiliki rasa pedas lebih tinggi dengan sasaran konsumen penyuka pedas. Level 1 dan 2, menurut Yaya, diolah dengan bahan lain agar mengurangi rasa pedas.
Paling banyak pelanggan Yaya berasal dari luar NTT seperti Kalimantan dan Timor Leste. Sekali pesan, biasanya lebih dari 30 hingga 100 toples. Dia sering mengurangi harga bila pembeli memesan lebih dari satu buah.
Pertanian Milenial
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.