NTT Terkini
UMKM Sambal Asett dari Pelosok NTT Menembus Pasar Luar Negeri
Kelompok yang sama juga digerakkan membangun Dapur Hijau yang menanam cabai. Konsep ini agar mendukung produksi Sambal Asett.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru

Selain sebagai tenaga kesehatan dan menjual Sambal Asett, Yaya juga menggerakkan anak muda setempat untuk membuat pertanian milenial. Kebanyakan pemuda yang dilibatkan adalah yang putus sekolah.
Yaya mengajak mereka untuk membangun
Apotik Hidup yang menanam sayur hijau untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Pemerintah Pusat.
Kelompok yang sama juga digerakkan
membangun Dapur Hijau yang menanam cabai. Konsep ini agar mendukung produksi Sambal Asett.
Hasil dari Dapur Hijau ini digunakan Yaya untuk membuat Sambal Asett, selain membelinya dari masyarakat ataupun petani milenial lainnya. Sekali produksi, Yaya bisa menghabiskan 6-10 kilogram (kg) cabai.
Mereka juga membangun kerja sama dengan kelompok petani milenial yang ada di TTS. Kelompok ini diberi nama Gejala atau Gerakan Menjaga Alam dan Air.
"Desa kita itu terbatas air. Sumur kita tiga. Dua itu musim kemarau, surut. Hanya satu yang digunakan warga. Dengan keterbatasan ini, tidak menjadi halangan, kita kelola untuk kehidupan," katanya.
Usaha seperti yang dijalankan Yaya perlu mendapat perhatian lebih dari pemangku kebijakan. Di tengah keterbatasan, produk lokal seperti Sambal Asett mampu menembus pasar luar negeri, sekalipun berada di wilayah pelosok NTT.
Paling penting, cita rasa dan keberanian memulai usaha. Jauh dari akses telekomunikasi tidak menjadi penghalang, sebuah kuliner lokal bisa mendunia. Orang-orang seperti Yaya, harus diberdayakan dan difasilitasi.
Pelatihan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT Zeth Sony Libing berkata, Pemerintah sedang melakukan pelatihan bagi pelaku UMKM. Gerakan Beli NTT yang digelorakan Gubernur NTT Melki Laka Lena adalah simbol agar produk lokal bisa dinikmati dan punya nilai jual lebih.
"Kita menyiapkan hulu. UMKM kita bagaimana cara mengelola, manajamen usaha dan cara memasarkan. Pemerintah sedang, telah dan akan melakukan pelatihan digitalisasi bagi pelaku UMKM," kata Sony Libbing.

Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2025 melatih 50 pelaku UMKM agar memanfaatkan digital untuk membuat dan memasarkan produk lokal. Ia mengeklaim sudah lebih dari ribuan pelaku UMKM yang dilatih.
Pada tahun-tahun mendatang, program yang sama juga akan kembali dilakukan. Sonny Libbing menyebut, pelaku UMKM yang sudah dilatih agar terus berusaha atau tidak berhenti.
Pemerintah, kata dia, berharap platform yang ada bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk memasarkan produknya. Kini, pihaknya juga sedang membangun platform baru bernama Beli NTT.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.