Opini

Opini: Moralitas Disalib di Tengah Jalan

Tapi tahun ini, lokasi Hole menarik perhatian lebih: tepat di seberang Gereja GMIT Ebenhaezert dan tak jauh dari Sekolah Dasar. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Pdt. John Mozes Hendrik Wadu Neru 

Apa Yang Kita Wariskan?

Jika Hole terus dibiarkan berjalan seperti ini, maka anak-anak kita akan mewarisi kebingungan massal: agama jadi tontonan hari Minggu, pendidikan jadi hafalan moralitas di pagi hari, dan tradisi jadi arena perjudian di sore hari. 

Kita menciptakan generasi yang tidak tahu lagi di mana batas benar dan salah, karena orang dewasa sendiri telah mengaburkannya.

Anak-anak kita belajar dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang kita khotbahkan. 

Mereka menyerap lebih banyak nilai dari arena Hole daripada dari bangku sekolah dan gereja. Dan saat mereka tumbuh, mereka akan mempertanyakan: apakah moralitas itu cuma dekorasi seremoni?

Penutup: Jalan Tengah Itu Harus Dibersihkan

Jalan yang membelah gereja, sekolah, dan arena Hole adalah simbol nyata dari pertarungan moralitas kita hari ini. 

Dan jalan itu tidak boleh dibiarkan tetap kotor oleh abu rokok penjudi, serpihan bulu ayam sabung, dan suara-suara sok bijak yang berkata “ini budaya kita”.

Budaya harus disucikan, bukan diperdagangkan. Iman harus berbicara, bukan bersembunyi. Dan anak-anak kita, pantas mendapatkan warisan yang lebih baik dari sekadar kebingungan moral. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved